TAHAP-TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan  individu ,pencapaian  (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk kebahagiaannya dan untuk pencapaian tugas-tugas selanjutnya,sedangkan kegagalan (pencapaian tugas-tugas perkembangan) mengarah timbulnya ketidak bahagiaan dalam diri individu itu,dan sulit untuk mencapai tugas perkembangan selanjutnya.

Selanjutnya Havighurst menjelaskan 9 tugas perkembangan yang seharusnya dicapai pada periode remaja,yaitu:

  1. Menguasai kemampuan membina hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya atau berbeda jenis kelamin. Kemampuan itu adalah kemampuan berfikir sosial positif,empiti,kontrol emosi, dan altruistik.
  2. Menguasai kemampuan melaksanakan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
  3. Menerima keadaan fisik dan mempergunakannya secara efektif.
  4. Mencapai kemerdekaan dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
  5. Memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi.
  6. Memiliki kemampuan untuk memilih dan mempersiapkan diri untuk karir
  7. Berkembangnya keterampilan intelektual,dan konsep-konsep yang perlu untuk menjadi       warga negara yang berkemampuan.
  8. Memiliki keinginan untuk bertanggung jawab terhadap tingkah laku sosial.
  9. Memiliki perangkat nilai dan sistem etika dalam bertingkah laku.

 

 

 

 

 

 

 

B.TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan Makalh ini adalah:

  1. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang Tahap-Tahap Perkembangan Remaja.
  2. Untuk mengetehui Tugas-Tugas Perkembangan Remaja.

C.RUMUSA MASALAH

       1.Apa pengertian tugas-tugas perkembangan remaja?

2.Apa saja tugas-tugas perkembangan?

3.Apa saja usaha sekolah untuk pencapain perkembangan?

4.Usaha pendidikan dalam mengembangkan tugas-tugas?

5.Apa saja tahapan perkembangan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

TAHAP-TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN

A.Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan

Havighurst mengemukakan pengertian tugas perkembangan sebagai berikut :

A development task is a task which arises at or about a certain periode in the life of an individual,succesful achievement of which bads to his happines and to succes with later rask while failure leads to unhappines in the individual difficulty with later task” (Blair and Jones,1964)

Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan  individu ,pencapaian  (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk kebahagiaannya dan untuk pencapaian tugas-tugas selanjutnya,sedangkan kegagalan (pencapaian tugas-tugas perkembangan) mengarah timbulnya ketidak bahagiaan dalam diri individu itu,dan sulit untuk mencapai tugas perkembangan selanjutnya.

B. Keragaman Tugas-Tugas Perkembangan

Selanjutnya Havighurst menjelaskan 9 tugas perkembangan yang seharusnya dicapai pada periode remaja,yaitu:

1.Menguasai kemampuan membina hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya atau berbeda jenis kelamin. Kemampuan itu adalah kemampuan berfikir sosial positif,empiti,kontrol emosi, dan altruistik.

2.Menguasai kemampuan melaksanakan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin:

  1. Sebagai pria sejati mampu melakukan peranan sebagai berikut:
    1. Berkeinginan yang kuat untuk melindungi waita dan orang-orang yang lemah.
    2. Memiliki keyakinan diri dalam bergaul.
    3. Memiliki kemampuan berfikir positif terhadap orang lain.
    4. Menyukai dan menampilkan cara-cara berkomunikasi yang sopan,suka mendengarkan atau memberikan rasa penghormatan kepada orang lain.
  1. Sebagai wanita sejati,mau dan mampu melaksanakan peran sebagai berikut:
    1. Mampu membina hubungan dan bekerja sama dengan teman sebaya dan lawan jenis.
    2. Bertingkah laku lembut,ramah dan baik hati kepada orang lain.
    3. Menampakkan kasih sayang yang dalam terhadap anak-anak dan orang-orang yang lemah.
    4. Mampu melakukan komunikasi yang sopan ,suka mendengarkan ,mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan menimbulkan perasaan dihormati pada orang lain.
    5. Berfikir positif terhadap orang lain.

3.Menerima keadaan fisik dan mempergunakannya secara efektif.

Remaja yang mencapai tugas perkembangan ini menerima keadaan fisiknya sesuai dengan jenis kelamin yang dimilikinya apa itu pria atau wanita:

  1. Pria yang menerima tubuhnya sebagai pria yang maskulin ,maka termotivasi untuk memelihara bentuk tubuhnya dengan otot-otot yang menonjol dan kuat.
  2. Wanita yang menerima dirinya sebagai wanita,berusaha memelihara tubuhnya agar tampil anggun dengan perbandinganukuran tubuh yang ideal dan posisi serta gerakan tubuh yang bagus.
  3. Wanita ini juga mengerti prinsip-prinsip reproduksi,terjadinya menstruasi,kehamilan dan proses kehamilan, dan berusaha untuk memelihara dirinya untuk tetap tampil rapi dan bersih serta bertingkah laku sopan.

4.Mencapai kemerdekaan dari orang tua dan orang dewasa lainnya.Remaja yang mencapai tugas perkembangan ini mampu mengembangkan kasih sayang terhadap orang tua yang mereka miliki,dikarenakan kesadran atas tanggung jawab dan kebiasaan ekspresi kasih yang mewarnai kehidupan mereka dari kecil.

Dalam situasi konflik pun mereka berkomunikasi yang sopan dan penuh hormat karena berbagai penyebab,diantaranya penyebab itu adalah:

a.Orang dewasa kurang memahami kebutuhan dan permasalahan sosial,sehingga orang dewasa memaksakan kehendak terhadap remaja.

b.Orang dewasa memperlakukan remaja sebagai seorang anak kecil dari satu sisi,namun dari sisi lain mereka di tuntut bertingkah laku dewasa.

5.Memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi.

6.Memiliki kemampuan untuk memilih dan mempersiapkan diri untuk karir.

7.berkembangnya keterampilan intelektual,dan konsep-konsep yang perlu untuk menjadi warga negara yang berkemampuan.

8.Memiliki keinginan untuk bertanggung jawab terhadap tingkah laku sosial.

9.Memiliki perangkat nilai dan sistem etika dalam bertingkah laku.

C.Usaha Sekolah Untuk Membantu Pencapaian Tugas Perkembangan

`         Cara yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk membantu tugas-tugas perkembangan siswa yang remaja adalah:

1.Usaha membantu pencapaian tugas perkembangan 1

Untuk membantu pencapaian tugas perkembangan ini sekolah perlu melakukan berbagai usaha:

a.Membahas dalam diskusi kelompok tentang berfikir positif,empati,kontrol emosi,perasaan altruistik dan berpenampilan yang menarikperlu bagi remaja untuk membina keakraban dengan lawan jenis.

b. melatih siswa untuk selalu bersikap positif,altruistik,empati,kontrol emosi, dan berpenampilan menarik.

2. usaha membantu tugas perkembangan 2

a. melakukan bimbingan kelompok yang terjadwal

b. melatih mereka untuk melaksanakan peranan-peranan itu dengan latihan-latihan yang terprogram.

c.menciptakan kondisi belajar yang memupuk “kerjasama” agar masing-masing remaja dapt melaksanakan peranannya sesuai dengan jeniskelamin.

d. memberi model teman sebaya,guru dan orang yang dikagumi remaja tentang peran-peran yang disesuaikan dengan jenis kelamin.

3.Usaha membantu tugas perkembangan 3

a.pemberian informasi tentang bagaimana merawat fisik sesuai dengan jenis kelamin.

b.melakukan diskusi atau bimbingan kelompok untuk membahas permasalahan yang menyangkut perwatan dan mempergunakan fisik merka dengan sebaik-baiknya.

 

4.Usaha untuk membantu pencapaian tugas perkembangan 4

a.Melalui diskusi atau bimbingan kelompok dibahas mengapa dan bagaimana emosi remaja yang mandiri dan mengatasi emosi yang di alami remaja.

b.Personil sekolah harus menampilkan emosi yang sabar,penuh kasih sayang.

c.Guru menghargai denagn sikap yang menyokong,remaja-remaja yang menampak emosi positif dalam menghadapi permasalahan yang menyakitkan dan memberitahu bagaimana seharusnya beremosi jika emosi tidak terkontrol.

d.Membicarakan dengan orang tua,tentang bagaimana bertingkah laku emosional positif terhadap remaja,agar remaja berkembang emosinya positif

 

5.Usaha membantu tugas perkembangan 5

a.Memberi kesempatan pada siswa untuk mengelola sekolah dan koperasi sekolah.

b.Melakukan pengembangan bakat-bakat khusus yang benar-benar dapat dipergunakan untuk mencari penghasilan pada masa sekarang atau masa yang akan datang.

6.Usaha membantu tugas perkembangan 6

a.Memperkenalkan potensi-potensi alam yang di olah.

b.Memperkenalkan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, dalam rangka memelihara dan memanfaatkan potensi.

c.Membentuk keyakinandalam arti remaja tentang kerja keras, dengan memelihara contoh orang-orang dan negara yang maju yang memeiliki filsafat atau keyakinan kerja keras dalam berkarir.

d.Memberikan penilaian yang tinggi kepada remaja yang kreatif dalam melakukan hal yang positif, baik dalam bidang akademis, sosial, maupun bakat-bakat khusus.

7.Membantu remaja mengembangkan keterampilan intelektual

a.Berbagai usaha yang dapat di lakukan adalah memberikan pengalaman.

b.Melakukan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa memecahkan masalah-masalah, dengan mempergunakan informasi yang diperoleh melalui berbagai jenis sumber informasi.

c.Metode pembelajaran bekerja sama, terutama dalam menpelajari kehidupan beragama, hukum-hukum bewarga negara.

8.Usaha sekolah untuk mencapai tugas perkembangan ini adalah:

a.Memperkaya informasi siswa tentang kehuidupan sosial yang diharapkan dan kehidupan sosial untuk menjadi kenyataan megikut sertakan mereka untuk aktif mencari pemecahan masalah kehidupan  sosial.

b.Memperkenalkan siswa remaja langsung kepada kehidupan lembaga sosial yang nyata.

9.Tugas lainya adalah:

           a.Memperkenalkan filsafat hidup sesuai dengan nilai-nilai agama,ilmu pengetahuan dan budaya yang di junjung tinggi melalui sumber seperti nara sumber dan media cetak.

b.Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati sampai berapa jauh filsafat hidup itu berperan dalam kehidupan keluarga siswa.

D.Usaha Pendidikan dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan Remaja.

Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonisdi dalam lingkungan masyarakat. Pada kehidupan remaja seseorang telah berada pada posisi yang cukup kompleks, dimana ia telah menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya seperti mengatasi sifat tergantung pada orang lain.

Usaha yangdapat dilakukan untuk mengembangkan tuga-tugas perkembangan pendidik perlu memahami tugas remaja yang berkenaan dengan :

ü  Kehidupan pribadi ramaja sebagai individu.

ü  Kehidupan pendidikan dan kehidupan karir.

ü  Kehidupan berkeluarga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.Upaya Perkembangan Kehidupan Pribadi

Kehidupan pribadi yang merupakan rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan perlu dipersiapkan  dengan baik. Untuk itu perlu dilkukan hal sewebagai berikut :

a.Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik.

b.Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secara mandiri dengan prnuh tanggung jawab.

c.Hidup bermasyarakat dengan melakukan pergaulan denga seksama, terutama dengan teman sebaya menunjukkan gaya dan pola kehidupan yang baik sesuai dengan kultur yang baik dan di anut oleh masyarakat.

d. Menunjukkan dan melatih cara merespon berbagai masalah yang dihadapi..

e.Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.

f. Melakukan peran dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga.

2.Upaya Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karir.

Dalam mengatasi masalah perkembangan dan pilihan karir remaja dapat dilakukan melauli kegiatan bimbingan karir di sekolah.Layanan bimbingan karir itu di lakukan melalui kegiatan-kegiatan:

a.Pemahaman diri,bakat,kemampuan,minat,keterampilan dan cita-cita pribadi.

b.Pemahan lingkungan:lingkungan pendidikan dan lingkungan pekerjaan serta berbagai kondisi.

c.Cara-cara mengatasi masalah dan hambatan dalam perencanaan dan pemilihan karir sehubungan dengan keterbatasan lingkungan dan keadaan karir.

d.Perencanaan masa depan.

e.Usaha penyaluran,penempatan,pengaturan dan penyesuaian.

 

 

 

3.Upaya Pengembangan Tugas Perkermbangan Remaja Berkenaan Dengan Kehidupan       Berkeluarga

Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.

Untuk mengembangkan model keluarga yaang ideal maka diperlukan:

1.Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan remaja.

2.bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik dalam keluarga sekolah maupun di dalam masyarakat.Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.

E.TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN

1.Masabayi dan anak-anak

  • Belajar berjalan
  • Belajar makan makanan padat
  • Belajar berbicara
  • Belajar mengendalikan pembuangankotoran tubuh
  • Mencapai stabilitas fisiologik
  • Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan soaial
  • Belajar kontak perasaan dengan orang tua,keluarga,dan orang lain
  • Belajar mengetahui mana yang benar dan mana yang salah serta mengembangkan kata hati.

2.Masa anak sekolah

  • Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
  • Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
  • Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
  • Belajar peranan jenis kelamin
  • Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca,menulis dan berhitung
  • Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai
  • Belajar membebaskan ketergantungan diri
  • Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga.

3.Masa Remaja

Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst adalah:

  • Menguasai kemampuan membina hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya atau berbeda jenis kelamin.
  • Menguasai kemampuan melaksanakan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin.
  • Menerima keadaan fisik dan mengaktualisasikan secara efektif.
  • Mencapai kemerdekaan emosianal dari orang tua dan orang tua dewasa lainnya.
  • Memiliki kemampuan untukmandiri secara ekonomi.
  • Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan).
  • Berkembangnya keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang perlu untuk menjadi warga negara yang baik dan berkemampuan.
  • Memiliki keinginan untuk bertanggung jawab terhadap tingkah laku sosial.
  • Memilki perangkat nilai dan sistem etika dalam bertingkah laku.
  • Mempersiapkan diri secara fisik dan psikis untuk menikah dan menghadapi berumah tangga.

4.Masa Dewasa Awal

  • Mulai bekerja
  • Memilih pasangan hidup
  • Belajar hidup dengan suami/istri
  • Mulai membentuk keluarga
  • Mengasuh anak
  • Mengelola/mengemudikan rumah tangga
  • Menerima/mengambil tanggung jawab warga negara
  • Menemukan kelompok sosialyang menyenangkan

 

5.Masa Setengah baya

  • Memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang bewarga negara dan hidup bermasyarakat.
  • Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi kehidupannya.
  • Membantu anak-anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
  • Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai dengan orang dewasa.
  • Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.

6.Masa Tua

  • Menyesuaikan diri pada keadanberkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan.
  • Menyesuaikan diri dalam keadaan yang berkurang.
  • Menyesuaikan diri dalam keadaan dan pendapatan yang berkurang.
  • Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami/istri.
  • Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman se usia.
  • Memenuhi kewjiban sebagai warga negara dan kewajiban dala hidup bermasyarakat.
  • Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan  individu ,pencapaian  (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk kebahagiaannya dan untuk pencapaian tugas-tugas selanjutnya,sedangkan kegagalan (pencapaian tugas-tugas perkembangan) mengarah timbulnya ketidak bahagiaan dalam diri individu itu,dan sulit untuk mencapai tugas perkembangan selanjutnya.

Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.

B.SARAN

            Dengan adanya makalah ini,mudah-mudahan dapat memacu pembaca untuk lebih tahu tentang tahap-tahap perkembangan.Dan semoga kita semua bisa mengambil manfaat dengan adanya diskusi tentang kurikulum ini.Sehingga kita semua bisa memahami tentang itu dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita khususnya untuk perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Muhammad,Ali.2006.Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung:Bumi Aksara.

Tim Dosen Pembina Mata Kuliah Peserta Didik.2005.Perkembangan Peserta Didik.

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Data,variable,populasi dan sample,hipotensis

          Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.

Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekedar ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.

Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:

• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta

• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi

• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi

Tipe Data

Setiap data memiliki tipe data, apakah merupakan angka bulat ( integer ), angka biasa ( real ), atau berupa karakter ( char ), dan sebagainya.

Ada 2 kategori dari tipe data yaitu:

1. Tipe dasar

1. Bilangan bulat ( integer )

– Bilangan atau angka yang tidak memiliki titik desimal atau pecahan, seperti 10, +225, -10,+25.

– Tipe dituliskan sebagai integer atau int

– Jangkauan nilai bergantung pada implementasi perangkat keras komputer, misalnya dari -11 s/d +12; untuk algoritma tidak kita batasi.

– Operasi aritmetik: tamabah+, kurang-, kali*, bagi/, sisa hasil bagi%

– Operasi pembanding:lebih kecil=, sama=, tidak sama>< .

2. Bilangan biasa ( real )

– Bilangan atau angka yang bisa memiliki titik desimal atau pecahan, dan ditulis sebagai : 235.45, +13.99, -87.76 atau dalam notasi ilmiah seperti : 1.245E+03, 7.45E-02, dsb.

– Tipe dituliskan sebagai : real

– Jangkauan nilai : bergantung pada implementasi perangkat keras komputer, misalnya dari -2.9E-39 s/d +1.7E+38, untuk algoritma tidak dibatasi.

– Operasi aritmatik dan pembandingan juga berlaku bagi bilangan biasa.

Variabel

Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris variable dengan arti :”ubahan”,”faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah”. Dalam contoh yang telah disebutkan dimuka, nilai-nilai hasil ujian semester dari sejumlah 80 orang mahasiswa itu kita sebut variable. Variabel pada dasarnya bersifat kualitatif namun dilambangkan dengan angka.
Contoh :
“Usia” adalah gejala kualitatif, akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif itu dilambangkan dengan angka; misalnya : 17 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan sebagainya “Nilai Ujian” pada dasarnya adalah gejala kualitas yang dilambangkan dengan angka, seperti 5,6,7,40,75,80,100, dan sebagainya.
fariabel adalah nama yang mewakili suatu elemen data seperti : jenkel untuk jenis kelami, t4lahir untuk tempat lahir, dan sebagainya. Ada aturan tertentu yang wajib diikuti dalam pemberian nama variable, antara lain:

* Harus dimulai dengan abjad, tidak boleh dengan angka atau symbol.
* Tidak boleh ada spasi diantaranya
* Jangan menggunakan simbol yang bisa membingungkan seperti titik dua, titik koma, koma, dan sebagainya.
* Sebaiknya memiliki arti yang sesuai denagn elemen data.
* Sebaiknya tidak terlalu panjang.

Contoh variabel yang benar : Nama, Alamat, Nilai_ujian

Contoh variabel yang salah : 4XYZ, IP rata, Var;=xy,45;

Menurut para ahli sosiologi, agama hanya akan mempengaruhi frekuensi bunuh diri karena agama erat hubungannnya dengan integrasi seseorang di dalam masyarakat. Kebiasaan membaca menunjukkan hubungan yang positif dengan umur, tetapi hanya melalui suatu variabel antara, yaitu pendidikan: seorang lanjut usia yang tidak sekolah tidak akan lebih banyak membaca dibandingkan pada masa mudanya. Sebuah teori sumber daya manusia membuat hipotesis bahwa perusahaan asing dan perusahaan besar membayar upah lebih tinggi akrena mempeperjakan buruh dengan karakteristrik yang menjamin produktivitas perusahaan, (misalnya berpendidikan tinggi, terampil, dan perpengalaman).
Contoh tersebut di atas menunjukkan dua kemungkinan: (a) variabel pengaruh dapat melalui variabel antara. (b) Dapat langsung mempengaruhi variabel terpengaruh.
Variabel Anteseden
Variabel anteseden mempunyai kesamaan dengan variabel antara, yakni merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausal antara variabel. Perbedaannya, “variabel antara” menyusut diantara variabel pokok, sedangkan variabel anteseden mendahululi variabel pengaruh.
A
Variabel Anteseden
B
Variabel Pengaruh
C
Variabel Terpengaruh

Realilta hubungan antara dua variabel sebenarnya merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab akibat yang cukup panjang. Oleh karena itu, setiap usaha untuk mencari jalinan yang lebih jauh, seperti halnya dengan variabel antisenden – akan memperkaya pengertian kita tentang fenomena yang sedang diteliti.
Contoh variabel anteseden:
Kita memlilki data yang menunjukkan bahwa apabila pendidikan seseorang rendah, pengetahuan politiknyapun rendah. Jadi yang hendak diterangkan adalah hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan politik.
Skema hubungannya sebaga berikut:
pendidikan
Pengetahuan politik

pendidikan

Pengetahuan politik
Status sosial ekonomi orang tuaDalam memperjelas hubungan ini kadang=-kadang perlu ditelusuri variabel apa yang mempengaruhi pendidikan. Status sosial ekonomi orang tua, dalam teori, sering dipandang sebagai variabel yang mempengaruhi pendidikan seseorang. Dengan demikian, kita dapat membuat postulat bahwa:

Adanya variabel anteseden ini menambah pengetahuan kita tentang hubungan antara pendidikan dan pengetahuan politik. Dengan demikian kita katakan: “Latar belakang keluarga seseorang (status sosial ekonomi orang tua) menentukan tingkat pendidikannya dan pendidikannya menentukan tingkat pengetahuan politiknya”.
Kerangka teori serta akal sehatlah yang pertama-tama menentukan apakah suatu variabel dapat dipertimbangkan sebagai variabel anteseden. Untuk dapat diterima sebagai variabel anteseden, syarat-syaratnya sebagai berikut: (a) ketika variabel harus saling berbubungan: variabel anteseden dan variabel pengaruh, variabel anteseden dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. (b) apabila variabel anteseden dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak lengkap. Dengan kata lain: variabel anteseden tidak mempengaruhi hubungan antara kedua variabel pokok, (c) apabila variabel pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel anteseden dan variabel lterpengaruh harus lengkap. (Masri Singarimbun, 1982).
Kesimpulan
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipoteses penelitian. Menurut fungsinya variabel penelitian dibedakan menjadi: Variabel tergantung (terikat), variabel bebas, variabel intervening, variabel moderator, variabel kendali, dan variabel rambang.
Sedang menurut datanya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi: variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Variabel menurut nilainya dibedakan menjadi variabel diskrit dan variabel kontinu.

POPULASI DAN SAMPEL

1. Definisi

Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti.

Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi.

Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar, dan peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi maka peneliti perlu mendefinisikan populasi target dan populasi terjangkau baru kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang digunakan.

2. Jumlah Sampel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.

Besaran atau jumlah sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :

A. Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65)

N

n =

;

N(d)2 + 1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang

dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

N

125

n =

=

= 95,23, dibulatkan 95 sampel.

N(d)2 +1

125 (0,05)2 + 1

B. Tabel Isaac dan Michael

Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki. (Download Tabel)

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang secara

umum terbagi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling.

A. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel random sampling, proportioate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan cluster sampling.

1. Simple random sampling

Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

Misalnya :

Populasi adalah siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 205.

Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa

memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.

2. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi.

Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan rumus Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah : Marketing

: 15

Produksi

: 75

Penjualan

: 35

Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan

Marketing

: 15 / 125 x 95

= 11,4 dibulatkan 11

Produksi

: 75 / 125 x 95

= 57

Penjualan

: 35 / 125 x 95

= 26.6 dibulatkan 27

Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27

= 95 sampel.

Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah keterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja sehingga besaran sampel pada masing-masing strata atau kelompok diambil secara proporsional untuk memperoleh

3. Disproportionate Stratified Random Sampling

Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.

Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang

berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2.

Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :
SMP : 100 orang
SMA : 700 orang
DIII

: 180 orang

S1

: 10 orang

S2

: 10 orang

Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.

4. Cluster Sampling

Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda.

Contoh :

Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.

Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan

 

  1. A.     Pengertian hipotesis

Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.

Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.

Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel[1].

Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA”  yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

Apabila  peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara , yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-datadata yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul , peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.

Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni [2] :

  1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
  2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).

Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain [3] :

  1. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan variabel akibat.
  2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada ,memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
  3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.

Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan , maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.

G.E.R brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :

  1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
  2. Penelitian tentang perbedaan
  3. Penelitian hubungan.

 

 

  1. B.     Kegunaan hipotesis

Kegunaan hipotesis antara lain [4]:

  1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
  2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
  3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
  4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan

 

 

  1. C.     Jenis-jenis hipotesis

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :

  1. Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

Rumusan hipotesis kerja

a)          Jika… Maka…

b)          Ada perbedaan antara… Dan… Dalam…

c)          Ada pengaruh… Terhadap…

  1. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.

Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y

Rumusannya:

a)          Tidak ada perbedaan antara… Dengan… Dalam…

b)          Tidak ada pengaruh… terhadap…

Saran untuk memperoleh hipotesis:

  1. Hipotesis induktif

Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati

  1. Hipotesis deduktif

Dalam hipotesis ini,peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang ada dibidang yang menarik minatnya,setelah teori dipilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini.

 

  1. D.     Ciri-ciri hipotesis

Ciri-ciri hipotesis yang baik:

1)            Hipotesis harus mempunyai daya penjelas

2)            Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.

 

 

3)            Hipotesis harus dapat diuji

4)            Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.

5)            Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.


 

 

 daftar pustaka

[4] Drs. Arief Furchon, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1982, hal. 126

Categories: Uncategorized | Leave a comment

INGATAN dan BERFIKIR

a.ingatan

Pengertian ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi.Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf1.
Ingatan juga dipandang sebagai suatu hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.

Macam ingatan
Sebenarnya ada banyak pengelompokan ingatan berdasarkan durasi, alam, dan pengambilan sesuatu yang diinginkan. Pada dasarnya ingatan dibagi menjadi dua yaitu: ingatan eksplisit dan ingatan implisit (Atkinson,dkk,1996)
Ingatan eksplisit yaitu ingatan yang meliputi pengindraan, episodik, naratif, dan ingatan otobiografi. Cirinya yaitu berkembang belakangan dan memiliki sumber ingatan yang jelas.
Ingatan implisit yaitu ingatan yang meliputi pengindraan, emosi, ingatan prosedural, dan pengkondisian rangsang-respon. Cirinya yaitu berkembang lebih awal dan bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber atribusi atau pelabelan.

Proses pembentukan dan pengambilan ingatan
Dapat diartikan bahwa ingatan merupakan kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning / encoding), menyimpan (retention / storage) dan menimbulkan kembali (remembering / retrieval) hal-hal yang telah lampau (Woodworth dan Marquis,1957).

Jadi, tahapan pertama dalam pembentukan dan pengambilan ingatan yaitu:
Encoding
Proses dan penggabungan informasi yang diterima.
Penyimpanan
Penciptaan catatan permanent dari informasi yang telah diencode.
Pengambilan
Memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu proses atau aktifitas1.
Seseorang yang memasukkan sesuatu dalam ingatannya, maka akan melewati beberapa tahapan,berikut bagannya.

Dari bagan tersebut kita mengenal short term memory dan long term memory (Hulse, dkk,1981) atau short term store dan long term store (Morgan, dkk,1987).
Short term memory
Stimulus (sensory input) dipersepsi melalui alat indera (sensory register) kemudian dimasukkan dalam ingatan dan dalam waktu singkat apa yang dipersepsi itu dapat ditimbulkan kembali sebagai memory output.
Long term memory
Stimulus (sensory input) dipersepsi melalui alat indera (sensory register) kemudian dimasukkan dalam ingatan untuk waktu dan jika doperlukkan dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran manusia.

Fungsi ingatan

Fungsi memasukkan (learning)
Hal-hal yang pernah dialami diartikan sebagai ingatan yang pernah disimpan. Seseorang memperoleh pengalaman dapat dibedakan dalam dua cara yaitu cara tidak disengaja dan cara disengaja.
Mendapatkan pengalaman dengan cara tidak disengaja yaitu apa yang telah dialami seseorang dengan tak sengaja tersebut dimasukkan dalam ingatan. Sedangkan Mendapatkan pengalaman dengan cara disengaja yaitu jika seseorang mendapat pengalaman-pengalaman dengan sengaja dan dimasukkan dalam psikisnya (ingatannya).
Cepat atau lambat dan banyak atau sedikit seseorang memasukkan apa yang dipersepsi adalah sifat yang berkaitan dengan kemampuan memasukkan (learning). Kemampuan tersebut dapat dilihat dengan mengadakan eksperimen tentang banyaknya materi yang dapat dimasukkan atau diingat hingga cukupbaik untuk dapat diingat kembali (memory span) dari individu yang bersangkutan misalnya beruuud daftar angka-angka ataupun deretan huruf-huruf yang tidak mempunyai arti.
Dalam eksperimen semacam itu hasil menunjukan bahwa rangkaian huruf-huruf atau angka-angka yang penuh arti akan jauh lebih mudah dimasukkan atau mudah untuk dipelajari serta mudah diingat daripada rangkaian huruf-huruf atau angka-angka yang tidak mempunyai arti oleh individu yang bersangkutan.

Fungsi menyimpan
Fungsi ingatan kedua adalah mengenai penyimpanan (retention) apa yang dipelajari atau dipersepsi. Masalah yang muncul sehubungan dengan fungsi ini adalah bagaimana agar yang sudah dipelajari itu dapat disimpan dengan baik sehingga suatu waktu dapat ditimbulkan kembali apabila dibutuhkan. Sperti yang diketahui,setiap proses belajar akan meninggal jejak-jejak (traces) dalam jiwa seseorang dan traces ini untuk sememntara disimpan dalam ingatan yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali (memory traces). Memory traces ini dapat hilang atau berubah karena ingatan seseorang tidak setia.
Sehubungan dengan masalah retensi atau penyimpanan dan juga mengenai masalah kelupaan, suatu permasalahan yang timbul ialah soal interval yaitu jarak waktu antara memasukkan atau mempelajari dan menimbulkan kembali apa yang dipelajari itu1.
2.4.3.Fungsi menimbulkan kembali
Ingatan berfungsi menimbulkan kembali sesuatu yang disimpan dalam ingatan yang ditempuh dengan memngingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize).
Dalam mengingat kembali, orang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai stimulus agar dapa diingat kembali. Sedangkan untuk mengenal kembali akan selalu benar atau selalu tepat.
Ingatan manusia itu terbatas bakan sering yang dimunculkan kembali tidak cocok dengan keadaan sebenarnya. Hal itu karena cara memasukkan kurang tepat, adanya kecerobohan saat mempersepsi atau saat belajar sehingga apa yang diingatnya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya juga karena gangguan dalam menimbulkan kembali (misalnya amnesia).

Hubungan ingatan dan kelupaan
Dengan adanya gangguan fisiologis dapat mengakibatkan kelupaan pada manusia seperti amnesia,karena fungsi fisiologis sangat berpengaruh pada pusat kesadaran yaitu otak. Ingatan manusia makin lama makin berkurang dan dapat mencapai kelupaan
Pengantar Psikologi Umum,
Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Halitu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori teori tentang kelupaan. Teori Atropi dalam kelupaan lebih berdasarkan atas lama interval sedangkan teori interferensi lebih berdasarkan atas isi interval. Lebih jelasnya perhatikanlah penjelasan dibawah ini.
a.Teori Atropi
Sering disebut teori disense / disuse yaitu teori mengenai kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces telah lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran.
b.Teori Interferensi
Teori ini lebih menitikberatkan pada isi interval. Menurut teori ini kelupaan terjadi akibat memory traces saling bercampur satu dengan yang lain dan saling mengganngu,saling berinterferensi sehingga hal ini dapat menimbulkan kelupaan. Teori interferensi dibedakan menjadi dua yaitu interferensi yang proaktif dan interferensi yang retroaktif*.
Ada yang mengatakan bahwa kelupaan itu lebih cepat terjadi pada waktu jaga (ada aktifitas-aktifitas) apabila dibandingkan dengan waktu tidur (tidak ada aktifitas-aktifitas*.

Beberapa metode eksperimen mengenai ingatan
Tokoh yang mengawali eksperimen mengenai ingatan adalah Ebbinghous kemudian diikuti oleh ahli-ahli lainnya. Beberapa metode yang dipakai dalam penelitian ingatan adalah:
a.Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
Metode ini melihat sampai sejauh mana S (subjek) untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik.

b.Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini terbentuk dengan S diminta mempelajari kembali sesuatu materi yang pernah dipelajari kepadanya sampai pada suatu kriteria tertentu.
c.Metode rekonstruksi
Metode ini terbentuk dengan S diminta mengonstruksi kembali sesuatu materi yang diberikan kepadanya.
d.Metode mengenal kembali
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali.
e.Metode mengingat kembali
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk S diminta untuk mengingat kembali apa yang pernah dipelajarinya.
f.Metode asosiasi berpasangan
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk S diminta untuk mempelajari kembali apa yang pernah dipelajarinya secara berpasang-pasangan.

Manfaat ingatan dalam kehidupan
Ingatan bukan sekedar bekas goresan tetapi mengenal kembali bekeas-bekas goresan itu. Banyak dari bekas goresan ingatan manusia terhapus atau terlupakan. Banyak manfaat dari ingatan dalam kehidupan diantaranya:
a.Akan timbul suatu perdebatan kritis dan terbuka terhadap suatu hal akibat dari ingatan tiap orang yang berbeda
b.Dapat menjadikan orang menjadi lebih bijaksana
c.Rasa hati-hati meningkat
d.Rasa percaya diri meningkat
e.Dapat menjawab teka-teki dari hari ke hari misalnya melihat nomor telpon dan berjalan kekamar lalu menekan nomor yang ingatnya itu.

Manfaat ingatan dalam pendidikan
Banyak manfaat dari ingatan dalam pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a.memacu semangat belajar
b.meningkatkan mutu pendidikan
c.memudahkan dalam pembelajaran atau pendidikan
d.menjadikan praktisi pendidikan (misalnya dosen dan mahasiswa) lebih bijaksana dan tidak ceroboh

Bab III
Penutup

Sesuai dengan uraian diatas maka kita dapat mengetahui bahwa betapa besarnya manfaat ingatan bagi kita. Untuk itu sekiranya kita dapat menjaga titipan Tuhan tersebut, sebelum Tuhan mengambilnya kembali dan diganti dengan kelupaan
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan jika ada kekurangan pasti datangnya dari kami dan jika ada kelebihan hanyalah karena Alloh Swt. Marilah kita terapkan ilmu-ilmu yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari terutama tentang ingatan. Kami mengharap kritik dan saran yang membangun.

 

B. Berfikir
Mengenai soal berpikir ini terdapat beberapa pendapat, diantaranya ada yang menganggap sebagai suatu proses asosiasi saja; pandangan semacam ini dikemukakan oleh kaum Asosiasionist. Sedangkan Kaum Fungsionalist memandang berpikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons. Diantaranya ada yang mengemukakan bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih. Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52 dalam http://www.andragogi.com) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologisKemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang relatif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ini akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu adalah merupakan aktifitas psikis yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan masalah tersebut, orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan pemecahan masalah.

B. Jenis, Tipe, dan Pola Berpikir
Ada berbagai jenis dan tipe berpikir. Morgan dkk. (1986, dalam Khodijah, 2006: 118) membagi dua jenis berpikir, yaitu berpikir autistik dan berpikir langsung. Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi. Berpikir langsung (directed thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006:118) ada enam pola berpikir, yaitu:1. Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya.3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir menganai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.4. Berpikir analogis, yatiu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya.5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.6. Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.Sedangkan menurut De Bono (1989 dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut.1. Berpikir vertikal (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.2. Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevamn atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.

C. Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur – unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya :
Manusia Indonesia, ciri – cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit sawo mateng
* Berambut hitam
* Dan sebagainya
Manusia Eropa, ciri – cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit Putih
* Berambut pirang atau putih
* Bermata biru terbuka
* Dan sebagainya
Manusia Negro, ciri – cirinya:
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit htam
* Berambut hitam kriting
* Bermata hitam melotot
* Dan sebagainya
Manusia Cina, ciri – cirinya:
* Mahluk Hidup
* Berbudi
* Berkulit kuning
* Berambut hitam lurus
* Bermata hitam sipit
* Dan sebagainya
Dan manusia yang lain – lainnya lagi.
b. Membanding – bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri – ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri – ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.

2. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :a. Pendapat Afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani Rajin dan sebagainya.b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si Ani Malas dan sebagainya.c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan – kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal ; misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali Mungkin tidak Datang. Dan sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu
a. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat – pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya :
Tembaga di panaskan akan memuai
Perak di panaskan akan memuai
Besi di panaskan akan memuai
Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum)
b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.
c. Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.
A. Simpulan
1. Secara umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52 dalam http//www psikologi pendidikan.com)) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian yang terjadi karena adanya masalah.
2. Proses berpikir ada tiga langkah yaitu : (a) Pembentukan Pengertian , atau lebih tepatnya disebut pengertian logis, (b) Pembentukan Pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat, dan (c) Penarikan Kesimpulan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
B. Saran
Setelah mengetahui dari berbagai sumber tentang pengertian berpikir dan proses berpikir pada peserta didik, maka sebagai pendidik hendaknya menerapkan langkah- langkah proses berpikir siswa guna untuk mendapatkan hasil belajar yang betul-betul maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press Suriasumantri (ed), 1983. Psikologi Pendidikan. Diakses dari http://www.andragogi.com. Senin, 4 Agustus 2008 Suryabarata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Wagito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Whiterington. 1982. Psikologi Pendidikan. Diakses dari http://www.andragogi.com Senin, 4 Agustus 2008

Daftar Pustaka

Walgito,Bimo.2004.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta:ANDI
http://id.wikipedia.org/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ingatan
http://tumasouw.tripod.com/artikel/ingatan_kolektif.htm
http://www.geocities.com/daudp65/e-book/part1/succes5b.html

 

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

masalah-masalah belajar dan penbelajaran

Masalah-masalah belajar dan penbelajaran

            Masalah adalah ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.

Sedangkan menurut pengertian secara psikologis,belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.

Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.

Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belaja,berikut masalah-masalah belajar dan penbelajaran yang terjadi:

a.jenis-jenis masalah belajar.

Diantara banyak siswa di sekolah ada siswa yang berprestasi, namun banyak pula yang dijumpai siswa yang gagal. Secara umum, siswa-siswa yang mengalami nilai dan angka rapor banyak rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya dapat dianggap sebagai siswa yang mengalami masalah belajar.
Seseorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan belajar, kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu.
Masalah belajar meliputi banyak aspek, Prayitno (Herman dkk, 2006:149-150) mengemukakan masalah belajar sebagai berikut :
1. Keterampilan Akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.

2. Keterampilan dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi.

3. Sangat Lambat dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.

4. Kurang Motivasi dalam Belajar
Keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

5. Bersikap dan Berkebiasaan Buruk dalam Belajar
Kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya..

 

b.faktor-faktor penyebab timbulnya masalah belajar.

  1.  1.      Faktor-Faktor Internal Belajar

Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat belajar dengan baik.

• Sikap Terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu memberikan sikap menerima, menolak atau mengabaikannya begitu saja.

Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakana belajar. Sikap yang salah akan membawa siswa mersa tidak peduli dengan belajar lagi. Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya hal ini akan sangat menghambat proses belajar. Sikap siswa terhadap belajar akan menentukan proses belajar itu sendiri.

• Motivasi Belajar                                   

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.

Motivasi yang diberikan dapat meliputi penjelasan tentang keutamaan ilmu dan keutamaan mencari ilmu. Bila siswa mengetahui betapa besarnya keutamaan sebuah ilmu dan betapa besarnya ganjaran bagi orang yang menuntut ilmu, maka siswa akan merasa haus untuk menuntut ilmu. Selain itu bagaimana seorang guru mampu membuat siswanya merasa membutuhkan ilmu. Bila seseorang merasa membutuhkan ilmu maka tanpa disuruhpun siswa akan mencari ilmu itu sendiri. Sehingga semangat siswa untuk menunutut ilmu sangat tinggi.

• Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru perlu melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat. Yang perlu diperhatikan oleh guru ketika memulai proses belajar ialahsebaiknya seorang guru tidak langsung melakukan pembelajaran namun seorang guru harus memusatkan perhatian siswanya sehingga siap untuk melakukan pembelajaran.

Menurut seorang ilmuan ahli psikologis kekuatan belajar seseorang setelah tigapuluh menit telah mengalami penurunan. Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa menit. Istirahat ini tidak harus keluar kelas melainkan dapat berupa obrolan ringan yang mampu membuat siswa merasa rileks kembali.

• Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai-nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar. Misalnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang disampaikan, sehingga siswa benar-benar memahami materi yang telah disampikan.

Siswa akan mengolah bahan belajar dengan baik jika mereka merasa materi yang diampaikan menarik, sehingga seorang guru sebaiknya menyampaikan materi secara menarik sehingga siswa akan memusatkan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

• Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang. Proses belajar terdiri dari proses pemasukan , proses pengolahan kembali dan proses penggunaan kembali. Biasanya hasil belajar yang disimpan dalam jagka waktu yang panjang akan mudah dilupakan oleh siswa. Hal ini akan terjadi jika siswa tidak membuka kembali bahan belajar yang telah diberikan oleh seorang guru.

• Kemampuan Berprestasi

Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan puncak suatu proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan hasil belajar yang telah lama ia lakukan. Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau menstransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh pada proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.

• Rasa Percaya Diri Siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diriyang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Semakin sering siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya dirinya akan meningkat. Dan apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan merasa lemah percaya dirinya.

• Intelegensi Dan Keberhasilan Belajar

Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.

• Kebiasaan Belajar

Kebiasaan-kebiasaan belajar siswa akan mempengaruhi kemampunanya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah-sekolah pelosok, kota besar, kota kecil. Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan oleh ketidak mengertian siswa dengan arti belajar bagi diri sendiri.

Cita-Cita Siswa

Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu didikan.Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan sejak mulai kecil.Cita-cita merupakan harapan besar bagi siswa sehingga siswa selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi menggapai cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi maka siswa diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuannya sendiri.

2.      Faktor-Faktor Ekstern Belajar

beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

• Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik . Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.

• Prasarana Dan Sarana Pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar, tempat ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga.Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran,buku bacaan,alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses pembelajaran yang baik.

• Kebijakan Penilaian

Kegiatan penilaian merupakan proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan hasil proses belajar,Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa Pelaku aktif dalam pembelajaran adalah guru.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dinilai dari ukuran-ukuran guru dan hasil yang dicapai siswa selama mengikuti proses belajar.

Kurikulum Sekolah

Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau yayasan pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat.Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi berubah.

c.cara penggungkapan masalah belajar.
Menurut Prayitno (Herman dkk, 2006:155-156) siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan, yaitu :
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Tes Kemampuan Dasar
Setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau intelegensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku.

3. Melalui Pengisian AUM PTSDL
AUM PTSDL adalah alat ungkap untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai aspek yang dapat mempengaruhi proses keberhasilan belajar, khususnya yang menyangkut prasyarat penguasaan materi pelajaran, keterampilan belajar, sarana belajar, keadaan diri pribadi, dan keadaan lingkungan fisik dan sosio-emosional.

4. Tes Diagnostik
Tes ini merupakan instrument untuk mengungkapkan adanya kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu. Dengan tes diagnostik sebenarnya sekaligus dapat diketahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam bidang studi tertentu.

5. Analisis Hasil Belajar
Analisis hasil belajar merupakan suatu komponen dalam sistem proses belajar mengajar yang terdiri dari kurikulum, materi pelajaran, metode mengajar dan analisis itu sendiri, serta memberikan informasi mengenai tingkat pencapaian keberhasilan siswa.

d.upaya pengentasan masalah belajar.
Murid yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut nantinya dan siswa yang mengalami masalah belajar ini dapat berkembang secara optimal.
Menurut Prayitno (Herman dkk, 2006:159-160) masalah belajar siswa dapat dientaskan melalui :
1. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang mengalami masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa.

2. Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.

3. Peningkatan Motivasi Belajar
Guru bidang studi, guru pembimbing, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasi dalam belajar. Salah satunya dengan cara menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat, dan kemampuan.

4. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Setiap siswa diiharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif karena prestasi belajar yang baik diperoleh melalui usaha atau kerja keras.

5. Layanan Konseling Individual
Dalam hubungan tatap muka antara konselor dengan klien (siswa) pada kegiatan konseling diupayakan adanya pengentasan masalah-masalah klien yang telah disampaikan pada konselor.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

e.hubungan teori masalah belajar dengan realita dilapangan.

Didalam melaksanakan proses belajar banyak masalah yang ditemui baik masalah yang memang terjadi dilapangan ataupun masalah yang ada dalam teori belajar dan penbelajaran tapi tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.dari beberapa masalah yang dikemukakan pada jenis-jenis masalah belajar dan penbelajaran ada beberapa masalah nya diantaranya:

i.            Ketermpilan akademik

ii.            Keterampilan dalam belajar

iii.            Sangat lambat dalam belajar

iv.            Kurang motifasi dalam belajar

v.            Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar

Didalam lapangan memang factor-faktor diatas menjadi masalah belajar,keterampilan akademik antara satu individu berbeda dengan dengan individu yang lain.disini guru yang harus berperan dengan baik agar kemampuan akademik individu yang rendah bisa lebih baik lagi,keterampilan dalam belajar sangat dibuthkan seorang siswa jika seorang siswa memiliki keterampilan yang bagus dalam belajar maka akan  mendapat hasil yang baik dan lebih bagus lagi .tapi di sekolah keterampilan  belajar seorang siswa masih banyak yang belum memiliki  keterampilan  ini dan yang mampu menbentuk keterampilan ini adalah seorang pendidik dan setelah dibentuk oleh seorang guru siswa tersebut juga harus bisa mengembangkan keterampilan yang telah dikembangkan oleh guru  tersebut.

Lambat dalam belajar  adalah salah satu masalah yang dialami siswa,banyak siswa yang lambat dalam belajar baik lambat menanggapi dan juga menaggkap pelajaran yang disampaikan oleh guru.siswa yang lambat dalam belajar ini harus dicari sebab nya apakah intelegensi ataupun kecakapan dalam belajar siswa yang lambat dalam belajar bisa di berikan belajar tambahan baik tambahn yang diberikan oleh guru ataupun tambahan diluar jam sekolah seperti bimbingan belajar tapi tidak semua siswa yang lambat dalam belajar mendapat belajar tambahan  banyak factor yang menyebabkan nya baik itu disebabkan oleh factor indivi  itu sendiri ataupun faktr biaya,ketika ada nya kegiatan belajar tambahan pasti siswa menbayar baik itu guru disekolah maupun guru-guru ditempat melaksanakan bimbingan hal ini  lah yang  menyebabkan siswa yang lambat dalam belajar tidak melakukan kegitatn belajrar tambahan,walaupun hal tersebut yang banyak terjadi dilapangan tapi sekolah bisa melakukan beberapa tindakan contoh nya menbentuk kelas yang sesuai dengan kemampuan siswa,supaya tidak ada siswa yang begitu tetinggal.

Kurangnya motifasi siswa dalam belajar adalah hal yang paling banyak terjadi dilapangan,siswa yang masih di sekolah  menengah pertama  (smp) ,yang paling banyak mengalami motifasi dalam belajar  siswa-siswi yang masih smp sedang alam masa pencarian jati diri dan mereka akan

 

 

Daftar pustaka

 

Bandura, A. (Inggris)Social Learning Theory, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1977, hal. 37-38

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat, hal. 69-79.

Nirwana, Herman dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Padang : FIP UNP

Dimyati,mudjiono.2006.belajar dan penbelajaran.jakarta,rineka cita.

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

bioteknologi

MAKALAH

ILMU ALAMIAH DASAR

TENTANG

BIOTEKNOLOGI

 

 

 

 

 

 

Disusun

 

Kelompok ll

Robi nofendra

Dosen Pembimbing

Drs.AMRAN HASRA

 

Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

2012

 

 

 

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah di panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Allah, taufiq dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ilmu kealaman dasar berjudul bioteknologi Makalah ini merupakan bahan atau sumber bacaan bagi para mahasiswa yang kuliah dibidang keguruan karena mereka merupakan calon guru yang harus menjadi guru yang professional dan makalah ini disusun sesuai dengan literatur yang ada.

Proses pembuatan makalah ini tidaklah sangat singkat melainkan melalui beberapa tahap yang harus dilakukan. kami mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak tingkat yang telah membantu dan membimbing sehingga tugas ini bisa terselesaikan.

Kami  menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang relevan bagi penyempurnaan makalah ini sangat saya harapkan.Semoga makalah ini dapat memberi nilai tambah bagi para pembacanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Padang, nofember 2012

Penyusun

 

 

 

 

 

Bab I

Pendahuluan

1.1  Latar Belakang

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

 

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.

 

Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan
teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.

 

 

 

1.2. Rumusan Masalah

 

  1.  Bagaimana manfaat perkembangan bioteknologi bagi kehidupan sehari-hari?

2.  Bagaimana dampak negatif bioteknologi bagi kehidupan sehari-hari?

 

 

1.3. Tujuan

 

  1.  Untuk mengetahui manfaat perkembangan biteknologi bagi kehidupan sehari-hari

2.   Untuk mengetahui dampak negatif perkembangan teknologi bagi kehidupan sehari-hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab II

Pembahasan

2.1 Sejarah Bioteknologi

Abad ke XXI sering disebut abad bioteknologi dan biomolekuler, yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah berkaitan dengan kesejahteraan manusia.
Bioteknologi adalah teknik penggunaan makhluk hidup, atau bahan yang didapat dari makhluk hidup, untuk membuat suatu produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Perkembangan ilmu selanjutnya membawa manusia mengenal kromosom. Pada awal tahun 1880-an Wilhelm Roux memperkirakan bahwa kromosom adalah pembawa bahan hereditas. Ahli lain, Mendel mempelajari perilaku kromosom sebagai pembawa bahan hereditas ini. Menurut Mendel, organisme membawa dua unit hereditas bagi setiap sifat keturunan. Selanjutnya teori Mendel sesuai juga dengan kenyataan, bahwa induk menurunkan hanya separoh separoh kromosom melalui sel kelamin.

Pada tahun 1860-an Fredrich Miescher berhasil mengisolasi bahan dari inti sel ini, setelah diidentifikasi diketahui mengandung protein dan asam nukleat.
Selanjutnya diketahui bahwa asam nukleat tersusun atas unit pembangun yang dikenal dengan nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari gula (ribose), gugus fosfat dan empat macam basa nitrogen. Untuk kromosom, gulanya adalah deoksiribosa, sehingga disebut DNA (deoxyibose nucleic acid), dan keempat macam basanya adalah adenin (A), timin (T), sitosin (C) dan guanin (G).Untaian DNA ini selanjutnya dikenal dengan gen.

 

2.2 Pengertian Bioteknologi

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Erekty, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skla besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun 1970 bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering).

Definisi bioteknologi apabila dapat dilihatdari akar katanya berasal dari “bio” dan “teknologi” maka kalu digabung pengertiannya adalah penggunaan organism atau system hidup untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menghasilkanproduk yang berguna.

Pada tahun 1981, Federasi Bioteknologi Eropa mendefinisikan bioteknologi sebagai berikut, bioteknologi adalah aplikasi terpadu biokimia,mikrobiologi, dan rekayasa kimiadengan tujuan untuk mendapatkan aplikasi teknologi dengan kapasutas biakan mikroba, sel, atau jaringan di bidang industri, kesehatan, dan pertanian. Sedangkan menurut Sardjoko (1991), boteknologi didefinisikan sebagai proses-proses biologi oleh mikroorganisme yang dimanfaatkan oleh dan untuk kepentingan manusia.

 

2.3  Bioteknologi Konvensional dan Modern

Penerapan bioteknologi sudah dilakukan sejak 6000 SM di Mesir dengan penggunaan ragi untuk pembuatan anggur dan bir. Kemudian, pada tahun 4000 SM ditemukan bahwa ragi dapat menyebabkan roti mengembang. Sedangkan, produk-produk lain ang mengikutinya ialah kecap, brem, keju dan yoghurt. Bioteknologi yang dikembangkan hanya berdasarkan kebiasaan masyarakat secara turun menurun disebut sebagai bioteknologi tradisional atau konvensional. Sasaran utama bioteknologi konvensional adalah produk-produk makanan sedang teknologi yang dikembangkan teknologi fermentasi ragi dalam kondisi nonsteril. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi masyarakat.

Produk-produk pada tahap bioteknologi modern adalah pembuatan insulin dengan menggunakan bakteri Esherichia coli, sampai dilahirkan domba kloning Dolly 5 Juli 1996 dan terakhir tahun 2003 telah dilahirkan manusia kloning.

 

2.4  Bioteknologi Pertanian dan Perkebunan

 

a. Tanaman Tahan Antibiotik Kanamisin

Rekayasa genetika di bidang tanaman pertanian dilakukan dengan mentransfer gen asing ke dalam tanaman. Teknologi yang dikembangkan adalah teknologi plasmid. Plasmid dan bakteri Agrobacterium tumefaciens  yang sudah disisipi gen asing yang resisten terhadap antibiotic kanamisin (plasmid hasil rekayasa) dibiakkan agar menduplikasikan diri, baru kemudian disisipka pada kromosom tumbuhan. Pada kromosom tumbuhan transgenik sekarang sudah mempunyai sifat resisten terhadap antiotik kanamisin sehingga mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.

b. Tanaman Penghasil Pestisida

Rekayasa genetika lainnya pada tanaman pertanian dapat dilakukan pada tumbuhan kapas dengan menyisipkan gen dari Bacillus thuringiensis. Gen yang disisipkan mempunyai sifat dapat membunuh larva dari berbagai insekta. Gen akteri ini mengkode protein Cry, di mana protein Cry yang diproduksi oleh tanaman akan dapat menghasilkan racun di dalam saluran pencernaan Insekta. Gen dari bakteri ini dapat dikloning dri plasmidnya dan ditransfer ke tanaman, sehingga tanaman transgenic yang dihasilkan menjadi kebal terhadap serangan insekta. Dengan demikian gen yang disisipkan pada tanaman kapas akan menghasilkan racun yang dapat membunuh Insekta ordo Lepidoptera. Selain dari plasmid Bacillus thuringiensis gen penghasil protein Cry yang berfungsi sebagai pestisida biologi dapat juga dikloning dari bakteri Bacillus subtilis dan Esherichia colli.

c. Tanaman Transgenik di Indonesia

Rekayasa genetika dapat diakukan pada berbagai jenis tanaman, dan menghasilkan tanamanan dengan variasi gen yang terpola sesuai yangdikehendaki manusia. Tanaman yang demikian disebut tanaman transgenik. Tanaman transgenic telah dikembangkan diIndonesia.

Keberadaan tanaman transgenik di Indonesia ternyata terus berkembang pesat melalui pusat-pusat penelitian dan karantina tanaman.

 

2.5 Bioteknologi Makanan

            sejak Louis Pasteur (1857) menemukan bahwa fermentasi (peragian) anggur merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mikroorganisme, maka penggunaannya dalam bidang makanan dan minuman semakin berkurang. Jenis-jenis makanan/minuman fermentasi jumlahnya banyak sekali.

 

1. Keju

            Keju dibuat dari bahan dasar berupa susu. Susu dipanaskan hingga terbentuk dadih. Dadih dapat terbentuk dari protein kasein yang terdapat dalam susu dengan bantuan enzim rennin dalam kondisi asam. Kondisi asam muncul akibat aktivitas bakteri asam laktat (anaerob) yang mengubah laktosa dalam susu menjadi asam lakat. Bakteri asam laktat yang dibiakkan pada media keju selain berfungsi menciptakan suasana, juga dapat memberikan cita rasa yang khas serta bau harum pada keju.

 

2.Mentega

            Mentega dibuat dengan bahan dasar susu (krim atau kepala susu) dengan menggunakan cara bakteri asam laktat yaitu Streptococcus lactis dan Leuconostoc cremonis.Proses pembuatan mentegadiawalai dengan penanaman (inokulasi) bakteri asam laktat pada susu skim.Bakteri ini memfermentasikan susu skim dalamwaktu minimal 12 jamdan akan menjadi asam laktat dan diasetil.Langkah selanjutnya adalah mendinginkan susu (dimasukkan lemari es) kemudian dibungkus (packing).

 

3.Yoghurt

            Yoghurt dibuat dari bahan dasarsusu yang telah dipasteurisasi dan dipisahkan bagian lemaknya.Seperti keju,produksi yoghurt juga melibatkan kelompok bakteri asamlaktat,terutama Lactobacillus bulgaricus,Lactobacillus thermophilus,dan Streptococcus thermopillus.Bakteri ini ditambahkan ke dalam susu dan dieramkan pada suhu 45C selama 5 jam.Dalam kurun waktu tersebut akan terjadi penurunan pH sampai 4,0. Kemudian,simpan dalam lemari es untuk menghentikan fermentasi lebih lanjut.Bila perlu dapat ditambahkan buah-buahan dan cita rasa lainnya sesuai dengan selera.

4.Protein sel tunggal

            Tujua fermentasi dalampembuatan PST (Protein Sel Tunggal) terutama untuk menghasilkan biomassa yang bergizi tinggi dan relative murah.Sifat-sifat yang harus dimiliki mikroorganisma sebagai sumber PST sebagai berikut.

a. Mudah dicerna

b.Bergizi tinggi

c. Cita rasanya baik

d. Kecepatan tumbuh tinggi

e. Sistem fermentasi sederhana

f. Bila dimakan tidak berbahaya

g. Cara pembenihannya murah dan mudah

h. Sangat efisien dalam penggunaan organism

i. Mempunyai daya tarik secara ekonomi

5. Makanan Probiotik dan Prebiotik   

Makanan probiotik adalah makanan yang mengandung mikroorganisme yang tidak merugikan bagi tubuh,apabila dikonsumsi justru akan menjaga keseimbangan mikroorganisme pada saluran pencernaan.Contoh makanan ini adalah yakult,yogurt,dan makan sejenisnya.

Makanan prebiotikadalah makanan yang mengandung serat yang akan menjadi sumber makanan bagi oranisme probiotik yang terdapat dalam tubuh manusia,sehingga pertumbuhan mikroorganisme probiotik dapat berlangsung dengan baik dan menggeser mikroorganisme yang tidak menguntungkanbagi tubuh.Contoh makanan ini adalah nata de coco,vegeta,dan agar-agar.

 

2.6  Bioteknologi Peternakan

            Biologi di bidang peternakan melibatkan agen biologi berupa hewan ternak dan mikroorganisme.Teknologi yang dikembangkan berupa rekayasa genetika,dimana untuk pembuatan hormon pertumbuhan dilakukan dengan teknik hibridoma dan pembuatan vaksin sedang tujuannya untuk memperoleh vaksin dan hormone yang dapat meningkatkan produktivitas hewan ternak.

1.Vaksin Hewan

 Vaksin pada dunia hewan yang diproduksi dengan teknik rekayasa genetika hampir samadengan vaksin pada manusia.Macam vaksin pada hewan hasil rekayasa genetika adalah sebagai berikut.

a.Vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK/FMD) dibuat dari virus anti PMK yang dikloning ke E-colli sehingga diperoleh antigen PMK dalam jumlah besar.

b.Vaksin Rabies,yang diproduksi dengan teknik rekayasa genetika.

c.Vaksin Blue tongue,yang dikhususkan pada domba.

d.Vaksin white diarrhea,yang dikhususkan pada babi.

e.Vaksin Fish-fibrosis,vaksin yang diperuntukkan bagi ikan.

2.Hormon Pertumbuhan

Selain vaksin teknologi rekayasa genetika di bidang peternakan,juga dihasilkan hormon perumbuhan untuk ternak,yaitu sebagai berikut.

a.rBST (Recombinant Bovine Somatotropine Hormone), sintesis Rbst dengan menggunakan gen hipofisis yang dikloning ke dalam bakteri E.colli, langkahnya sama dengan sintesis insulin. Hormone ini tersusun atas 1919 asam amino dan dapat dikemas dalam suntukan yang dapat diberikan setiap 14 atau 28 hari sekali. Hormone ini dapat meningkatkan produksi susu 15-40% dan memper5panjang masa laktasinya.

b. Rpst (Recombinant Porcine Somatotropine Hormone), hormone ini tersusun atas 191 asam amino, diberikan paroral pada babi dan berfungsi untuk meningkatkan berat badan, mengefisienkan penggunaan pakan serta meningkatkan kandungan protein dan mengurangi kandungan lemak.

2.7  Bioteknologi Lingkungan

            Bioteknologi lingkungan dan pertambangan melibatkan agen biologi yang berupa tumbuhan dan mikroorganisme dengan pengembangan teknologi bioremidasi (Fitoremidasi dan biofilter) dan rekayasa genetika. Tujuannya untuk menghasilkan tumbuhan mikroorganisme transgenic yang mampu mengatasi sumber-sumber pencemaran lingkungan.

1. Biodegradasi Plastik

            plastik yang oleh masyarakat dianggap mempunyai lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan lainnya sebagai pembungkus maupun sebagai bahan pembuat perabot rumah tangga, ternyata tersusun atas bahan-bahan seperti seperti polisterin, polietilin, dan polivinil chloride, serta polipropilin yang mempunai sifat susah diuraikan oleh mikroba yang ada di dalam tanah. Tetapi untuk kelompok plastik yang lentur masih dapat dibiodegradasi oleh bakteri Clasdoporium resinae.

 

            2. Biodegradasi Minyak Buangan

            Tumpahan minyak mentah di laut menjadi masalah yang cukup serius pada ekosistem laut. Minyak mentah ini bersifat sangat resisten terhadap bakteri pengurai. Namun, ditemukan jamur Cladosporium resinae dan beberapa bakteri dari genus Pseudomonas dapat memakan minyak mentah untuk dibiodegradasikan.

 

3. Detoksifikasi Air Raksa Pencemar

          Detoksifikasi racun dari logam berat seperti air raksa organic dapat digunakan tanaman transgenic Arabidopsis thaliana yangmenghasilkan gen bersifat detoksifikasi air raksa (merkuri) organic, sehingga tidak membahayakan hewan dan manusia. Pencemaran air raksa organic banyak dijumpai pada pantai di Negara-negara industri, polutan ini sangat beracun bagi manusia dan hewan bahkan dapat menyebabkan mutasi gen (bersifat karsinogenik).

2.8 Kloning

Secara harfiah, kata “klon” (Yunani: klon, klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning berarti proses pembuatan (produksi) dua atau lebih individu (makhluk hidup) yang identik secara genetik.” Kloning organisme sebenarnya sudah bcrlangsung selama beberapa ribu tahun lalu dalam bidang hortikultura. Tanaman baru, misalnya, dapat diciptakan dari sebuah ranting. Dalam dunia hortikultura (dunia perkebunan), kata “klon” masih digunakan hingga abad ke-20.
Manfaat Rekayasa Genetika
a. Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya berbagai hormone manusia seperti insulin dan hormone pertumbuhan.
b. Tresedianya bahan makanan yang lebih melimpah.
c. Tersedianya sumber energy yang terbaharui.
d. Proses industry yang lebih murah.
e. Berkurangnya polusi

 

2.10 Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

2.11 Manfaan Bioteknologi

            Secara umum bioteknologi dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia. Meningkatnya populasi manusia dan menipisnya Sumber Daya Alam yang ada membuat manusia mau tidak mau harus menciptakan sesuatu yang baru yang dapat dengan cepat diperoleh dengan meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul. Pemanfaatan Bioteknologi bagi kehidupan manusia dintaranya digunakan dalam bidang:

1. Pertanian

2. Kesehatan

  1. Lingkungan

 

a. Bidang Pertanian

Di bidang pertanian, bioteknologi diantaranya berperan dalam:

1.      Pembentukan tumbuhan tahan hama

2.      Pembuatan tumbuhan yang mampu menambat nitrogen

3.      Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya

4.      Pembiakan tanaman unggul tahan hama

5.      Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu singkat

6.      Mengatasi terbatasnya lahan pertanian

b. Bidang Kesehatan

Dalam bidang kesehatan, baik bioteknologi konvensional maupun bioteknologi modern memiliki peranan yang sangat besar. Melalui bioteknologi, berbagai produk obat-obatan, vaksin, antibodi dan hormon ditemukan, misalnya penicilin dan hormon insulin. Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang kurang pada penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen

            c. Bidang lingkungan

    Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang marak dibicarakan saat ini. Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia.

Di bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam:

1.      Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan biogas (gas metana)

2.      Pengolahan berbagai macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran air yang disebabkan oleh minyak melalui bioremediasi.

2. 12 Kerugian Bioteknologi

Bioteknologi (pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan mahluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia), terutama rekayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam persoalan dunia seperti: polusi, pertanian, penyakit dan sebagainya. Akan tetapi dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak yang membawa kerugian. Bagaimana dampak penerapan bioteknologi?

1.   Dampak terhadap Lingkungan

Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) ke alam bebas dapat menimbulkan berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir.

Dengan keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotipe tidak terjadi secara alami sesuai dengan dinamika populasi, melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “Menciptakan” mahluk hidup yang seragam bertentangan dengan prinsip di dalam biologi sendiri, yaitu keanekaragaman.

2. Dampak terhadap Kesehatan

Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.

3. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi

Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh kepada kehidupan masyarakat.
Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (bovine growth hormone : BGH) dapat meningkatkan produksi sapi sampai 20% niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan demikian bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi.

 

 

 

Bab III

Penutup

Kesimpulan

            Penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen-agen biologi seperti mokroorganisme, sel tumbuhan, sel hewan, manusia, dan enzim untuk menghasilkan barang dan jasa. Pemanfaatan bioteknologi digunakan dalam bidang pertanian, makanan, kesehatan dan lingkungan sehingga sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Selain memiliki manfaat, penerapan bioteknologi juga memiliki dampak negatif, di anataranya dalam bidang lingkungan, kesehatan, sosial-ekonomi dan pada bidang etika.

 

Saran

Dalam menerapkan bioteknologi, kita sebagai manusia yang memiliki naluri seyogiannya dapat menerapkannya sesuai dengan norma-norma agar dampak negative dari penerapan bioteknologi dapat kita netralisir. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca mengenai bioteknologi.

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

ingatan dan berfikir

KATA PENGANTAR

 

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT,yang mana Allah telah  melimpahkan rahmat dan karunianya,sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah Psikologi Pendidikan yang berjudul “Ingatan dan Berfikir”.Shalawat dan salam juga penulis anjung tinggikan untuk  Nabi Muhammad SAW,yang telah membawa kita terlepas dari zaman kebodohan hingga kita mampu mencicipi dunia pendidikan seperti saat sekarang ini.

Dalam tugas ini penulis akan menguraikan beberapa pokok pembahasan,secara garis besar tugas ini membahas tentang “Ingatan dan Berfikir”.Penulis berharap tugas ini dapat dijadikan suatu acuan bagi pembaca nantinya,penulis telah mengemas masalah yang ada pada tugas ini.Dengan sebaik mungkin.Apa yang di buat oleh penulis ini dapat di manfaatkan sebaik mungkin.

Penulis masih merasa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,semoga penulis dapat melakukan yang terbaik dikemudian harinya.

 

 

 

Padang,08 Mai 2012

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Rumus Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A.Apa yang di maksud dengan pengertian Ingatan.

B.Apa yang di maksud dengan pengertian Berfikir.

C.Macam-macam ingatan,proses pembentukan ingatan dan fungsi ingatan.

D Jenis, tipe, dan pola berfikir dan proses berfikir.

.

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

B.Saran

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Ingtan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi dan ilmu saraf. Ingatan juga dipandang sebagai suatu hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukan kedalam jiwanyadan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.

Mengenai soal berfikir  ini terdapat beberapa pendapat ,diantaranya ada yang menganggap sebagai suatu proses asosiasi saja ;pandangan semacam ini dikemukakan oleh kaum asosiasionist.sedangkan fungsionalist memandang berfikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respon .diantaranya ada yang mengemukakan bahwa berfikir merupakan suatu  kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih.secara sederhana ,berfikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif.

B.Rumusan Masalah

A.Apa yang di maksud dengan pengertian Ingatan.

B.Apa yang di maksud dengan pengertian Berfikir.

C.Macam-macam ingatan,proses pembentukan ingatan dan fungsi ingatan.

D Jenis, tipe, dan pola berfikir, dan proses berfikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. A.    Ingatan

Ingtan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi dan ilmu saraf. Ingatan juga dipandang sebagai suatu hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukan kedalam jiwanyadan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.

a)      Macam ingtan

Sebenarnya ada banyak pengelompokan ingatan berdasarkan durasi, alam,dan pengambilan sesuatu yang diinginkan. Pada dasarnya ingatan dibagi menjadi dua yait: ingatan eksplisit dan ingatan implisit (Atkinson,dkk,1996)

Ingatan eksplisit yaitu ingatan yang meliputi pengindraan, episodik, naratif, dan ingatan otobiografi. Cirinya yaitu berkembang belakangan dan memiliki sumber ingatan yang jelas. Ingatan implisit yaitu ingatan yang meliputi pengindraan, emosi, ingatan prosedural, dan pengkondisian rangsang-respon. Cirinya yaitu berkembang lebih awal dan bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber  atribusiatau pelabelan.

b)      Proses pembentukan dan pengambilan ingatan

Dapat diartikan bahwa ingatan merupakan kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukan (learning/encoding), menyimpan (retention/storage) dan menimbulkan kembali ( remembering/retrieval) hal-hal yang telah lampau (woodworth dan marquis,1957).

Jadi, tahapan pertama dalam pembentukan dan pengambilan ingatan yaitu:

  • Encoding

proses dan penggabungan informasi yang diterima.

  • Penyimpanan

catatan permanentdari informasi yang telah diencode.

  • Pengambilan

Memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu proses dan aktifitas.

 

 

c)      Fungsi ingtan

 

  1. Fungsi memasukkan (learning)

Hal-hal yang pernah dialami diartikan sebagai ingatan yang pernah disimpan. Seseorang memperoleh pengalaman dapat dibedakan dalam dua cara tidak disengaja dan cara disengaja.

Mendapatkan pengalaman secara tidak disengaja yaitu apa yang telah dialami seseorang dengan yang tak sengaja tersebut dimasukan dalam ingatan. Sedangkan mendapat pengalaman dengan cara disengaja yaitu jika seseorang mendapat pengalaman –pengalaman dengan sengaja dan dimasukan dalam psikisnya (ingatannya).

Cepat atau lambat dan banyak atau sedikitseseorang memasukan apa yang dipersepsi adalah sifat yang berkaitan dengan kemampuan memasukan (learning).kemampuan tersebut dapat dilihat dengan mengadakan eksperimen tentang banyaknya materi yang dapat dimasukkan atau diingat hingga cukupbaik untuk dapat diingat kembali (memory span)dari individu yang bersangkutan misalnya beruuud daftar angka-angka ataupun deretan huruf-huruf yang tidak mempunyai arti.dalam eksperimen semacam itu hasil menunjukan bahwa rangkaian huruf-huruf atau angka-angka yang penuh artiakan jauh lebih mudah dimasukan atau mudah untuk dipelajari serta mudah diingat daripada rangkaian huruf-huruf atau angka-angka yang tidak mempunyai arti oleh individu yang bersangkutan.

  1. Fungsi menyimpan

Fungsi ingatan kedua adalah mengenai penyimpanan (retention)apa yang dipelajari atau dipersepsi.masalah yang muncul sehubungan dengan fungsi ini adalah bagaimana agar yang sudah dipelajari itu dapat disimpan dengan baik sehingga suatu waktu dapat ditimbulkan kembali apabila dibutuhkan.sperti yang diketahui,setiap proses belajar  akan meninggalkan jejak-jejak (traces)dalam jiwa seseorang dan traces ini untuk sementara disimpan dalam ingatan yang pada suatu waktu dapat ditmbulkan kembali(memory traces). Memory traces ini dapat hilang dan berubah karena ingatan seseorang yang tidak setia. Sehubungan dengan masalah retensi atau penyimpanan dan juga mengenai masalah kelupaan, suatu permasalahan yang timbul ialah soal intervalyaitu jarak waktu untuk memasukan atau mempelajari dan menimbulkan kembali apa yang dipelajari itu.

  1. Fungsi menimbulkan kembali

Ingatan berfungsi menimbulkan kembali suatu yang disimpan dalam ingatan yang ditempuh dengan mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize). Dalam mengingat kembali, orang dapat menimbulkan kembali, orang yang menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai stimulus agar dapat diingat kembali. Sedangkan untuk diingat kembali akan selalu benar atau tepat. Ingatan manusia itu terbatas bahkan sering yang dimunculkan kembali tidak cocok dengan keadaan sebenarnya. Hal itu karena kurang cara memasukkan kurang tepat, adanya kecerobohan dalam mempersepsi atau saat belajar sehingga apa yang diingatnya tidak sesuai dengan keadaan yag sebenarnya juga karena gangguan dalam menimbulkan kembali (misalnya amnesia).

  1. Hubungan ingatan dengan kelupaan

Dengan adanya gangguan fisiologis dapat mengakibatkan kelupaan pada manusia seperti amnesia, karena fungsi fisiologis sangat berpengaruh pada pusat kesadaran yaitu otak. Ingatan manusia makin lama makin berkurang dan dapat mencapai kelupaan.

  1. Pengantar psikologi umum

Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hal itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan. Teori atropi dalam kelupaan lebih berdasarkan atas lama interval sedangkan teori interferensi lebih berdasarkan atas isi interval.lebih jelasnya perhatikanlah penjelasan dibawah ini.

  1. Teori Atropi

Sering disebut teori disense/disuse yaitu teori mengenaikelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces telah lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran.

  1. Teori Interferensi

Teori ini lebih menitik beratkan pada isi interfal. Menurut teori ini kelupaan terjadi akibat akibat memory traces saling bercampur satu dengan yang laindan saling mengganggu, saling berinterferensisehingga hal ini dapat menimbulkan kelupaan. Teori interferensi dibedakan menjadi dua yaitu interferensi yang proaktif dan interferensi yang retroaktif. Ada yang mengatakan bahwa kelupaan itu lebih cepat terjadi pada waktu juga (ada aktifitas-aktifitas) apa bila dibandingkan dengan waktu tidur (tidak ada aktifitas-aktifitas).

 

 

 

 

  1. Beberapa metode eksperimen mengenai ingatan

Tokoh yang mengawali eksperimen mengenai ingatan adalah Ebbinghous kemudian diikuti oleh ahli-ahli lainnya. Beberapa metode yang dipakai dalam penelitian ingatan adalah:

  • Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)

Metode ini melihat sampai sejauh mana (subjek)untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik.

  • Metode belajar kembali (the relearning method)

Metode ini terbentuk dengan subjek diminta mempelajari kembali sesuatu materi yang pernah dipelajari  kepadanya sampai pada sesuatu criteria tertentu.

  • Metode rekonstruksi

Metode ini terbentuk dengan subjek diminta mengkonstruksi kembali sesuatu materi yang diberikan kepadanya.

  • Metode mengenal kembali

Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali.

  • Metode mengingat kembali

Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk subjek diminta untuk mengingat kembali apa yang pernah dipelajari.

  • Metode asosiasi berpasangan

Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk subjek diminta untuk mempelajari kembali apa yang pernah dipelajarinya secara berpasang-pasangan.

  1. Manfaat ingatan dalam kehidupan

Ingatan bukan sekedar bekas geseran tetapi mengenal kembali bekas-bekas goresan itu. Banyak dari bekas goresan ingatan manusia banyak terhapus atau terlupakan. Banyak manfaat dari ingatan dalam kehidupan diantaranya:

  • Akan timbul suatu perdebatan kritis dan terbuka terhadap suatu hal akibat dari ingatan tiap orng yang berbeda
  • Dapat menjadikan orang menjadi bijaksana
  • Rasa hati-hati meningkat
  • Rasa percaya diri meningkat
  • Dapat menjawab teka-teki dari hari kehari misalnya melihat nomor telpon dan berjalan kekamar lalu menekan nomor yang diingatnya itu.

 

 

 

  1. Manfaat ingatan dalam pendidikan

Banyak manfaat dari ingatan dalam pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mamacu semangat belajar
  2. Meningkatkan mutu pendidikan
  3. Memudahkan dalam pembelajaran atau pendidikan
  4. Menjadikan praktisi pendidikan (misalnya dosen dan mahasiswa) lebih bijaksana dan tidak ceroboh

 

  1. B.     Berfikir

Mengenai soal berfikir  ini terdapat beberapa pendapat ,diantaranya ada yang menganggap sebagai suatu proses asosiasi saja ;pandangan semacam ini dikemukakan oleh kaum asosiasionist.sedangkan fungsionalist memandang berfikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respon .diantaranya ada yang mengemukakan bahwa berfikir merupakan suatu  kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih.secara sederhana ,berfikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif.

1)      Jenis, tipe, dan pola berfikir

Ada berbagai jenis dan tipe berfikir. Morgan dkk. (1986, dalam khodijah, 2006: 118) membagi dua jenis berfikir, yaitu berfikir autistic dan berfikir langsung. Berfikir autistic (autistic thinking) yaitu proses berfikir  yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya seperti mimpi. Berfikir langsung (directed thinking)yaitu berfikir untuk memecahkan masalah. Menurut karno (1996, dalam khodijah,2006: 118) ada enam pola berfikir yaitu:

  1. Berfikir konkrit, yaitu berfikir dalam dimensi ruang, waktu dan tempat tertentu.
  2. Berfikir abstrak, yaitu berfikir dalam ketidak berhinggaan, sebab bisa bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasaannya.
  3. Berfikir klasifikatoris, yaitu berfikir mengenai klasifikasi atau pengaturan kelas-kelas tingkat tertentu.
  4. Berfikir analogis, yaitu berfikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar kemiripan.
  5. Berfikir ilmiah, yaitu berfikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
  6. Berfikir pendek, yaitu lawan berfikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.

Sedangkan menurut De Bono (1989 dalam khodijah, 2006: 119) mengemukakan dua tipe berfikir, sebagai berikut:

  1. Berfikir vertikal (berfikir konfergen)

Yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.

  1. Berfikir lateral (berfikir divergen)

Yaitu tipe berfikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berfikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.

 

2)      Proses berfikir

Proses atau jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:

  • Pembentukan pengertian

Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui tiga tinggkatan sebagai berikut:

  1. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis. Objek tersebut kita perhatikan unsur-unsurnyasatu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsalalu kita analisa ciri-ciri misalnya:

Manusia indonesia, ciri-cirinya:

–          Mahluk hidup

–          Berbudi

–          Berkulit sawo matang

–          Berambut hitam

–          Dan sebagainya

Manusia eropa, ciri-cirinya:

–          Mahluk hidup

–          Berbudi

–          Berkulit putih

–          Berambut pirang atau putih

–          Bermata biru terbuka

–          Dan sebagainya

Manusia negro, ciri-cirinya:

–          Mahluk hidup

–          Berbudi

–          Berkulit hitam

–          Berambut hitam keriting

–          Bermata hitam melotot

–          Dan sebagainya

Manusia cina, ciri-cirinya:

–          Mahluk hidup

–          Berbudi

–          Berkulit kuning berambut hitam lurus

–          Bermata hitam sipit

–          Dan sebagainya

Dan manusia yang lain-lainnya lagi

  1. Membanding- bandingkan ciri tersebut untuk dikemukakan ciri-ciri yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
  2. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh diatas ciri-ciri yang hakiki itu ialah: makhluk hidup yang berbudi.

 

  • Pembentukan pendapat

 

Pembentukan pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut  kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat. Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

  1. Pendapat Afirmatif atau positif

Yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani rajin dan sebagainya.

  1. Pendapat negatif

Yaitu pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat dapa suatu hal misalnya: Sitotok itu bodoh dan Si Ani malas dan sebagainya

  1. Pendapat Modalitas atau kebarangkalia

Yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal misalnya: hari ini mungkin hujan,  si Ali mungkin tidak datang. Dan sebagainya.

  • Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan

Keputusan adalah hasil perbuatan akal utuk membentuk  pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan yaitu:

–          Keputusan induktif

Yaitu keputusan-keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya: tembaga dipanaskan akan memuai, perak akan dipanaskan akan memuai, besi dipanaskan akan memuai

Kuningan dipanaskan akan memuai jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam dipanaskan akan memuai (umum)

–          Keputusan deduktif

Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umumke hal yang khusus, jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya: tembaga kalau dipanaskan memuai contoh: semua manusia terkena nasip mati, si karto adalah manusia jadi pada suatu hati si Karto akan mati

 

–          Keputusan analogis

Keputusan analogis adalah keputusan yangdiperoleh denganjalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya: Totok anak pandai, naik kelas (khusus). Jadi (kesimpulan)Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.KESIMPULAN

Secara umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorng.perkembangan ide dan konsep iniberlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan didalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian yang terjadikarena adanya masalah.

Proses berpikir ada tiga langkah yait:

  • Pembentukan pikiran, ataulebih tepatnyadisebut pengertian logis
  • Pembentukan pendapat adalah meletakkan antara dua buah  pengertian atau lebih
  • Penarikan kesimpulan adalahhasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendpat-pendpat yang telah ada.

Sesuai dengan uraian diatas maka kita dapat mengetahui bahwa betapa basarnya manfaat ingatan bagi kita. Untuk itu kita sekiranya kita dapat menjaga titipan Tuhan tersebut, sebelum Tuhan mengambilnya kembali dan diganti dengan kelupaan.

B.SARAN

Dalam tugas makalah Psikologi Pendidikan ini penulis membahas tentang “Ingatan dan Berfikir”.Penulis berharap agar tugas Psikologi Pendidikan ini bermanfaat bagi pembaca yang membaca maupun yang mempelajarinya.

Penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca.Supaya tugas pengantar pendidikan ini dapat menjadi sempurna,penulis mengucapkan terima kasih.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Khodijah, Nyanyu.2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press Suriasumantri (ed), 1983. Psikologi Pendidikan. Diakses dari http://www.andragogi.com. Senin 4 agustus 2008 Surabaya, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Parsada Wagito, Bimo.1997. pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Whiterington. 1982. Psikologi Pendidikan. Diakses dari http://www.andragogi.com senin 4 agustus 2008

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

perkembangan emosi remaja

MAKALAH

Perkembangan peserta didik

Tentang

perkembangan emosi remaja

 

Disusun

                             Robi Nofendra

 

 

Dosen Pembimbing

Drs.Afrizal Sano ,M.pd,Kons.

Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

2012

 

 

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah di panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Allah, taufiq dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah perkembangan peserta didik berjudul perkembangan emosi remaja. Makalah ini merupakan bahan atau sumber bacaan bagi para mahasiswa yang kuliah dibidang keguruan karena mereka merupakan calon guru yang harus menjadi guru yang professional dan makalah ini disusun sesuai dengan literatur yang ada.

Proses pembuatan makalah ini tidaklah sangat singkat melainkan melalui beberapa tahap yang harus dilakukan. kami mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak tingkat yang telah membantu dan membimbing sehingga tugas ini bisa terselesaikan.

Kami  menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang relevan bagi penyempurnaan makalah ini sangat saya harapkan.Semoga makalah ini dapat memberi nilai tambah bagi para pembacanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Padang, nofember 2012

Penyusun

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian emosi
  2. Ciri-ciri emosi remaja
  3. Factor-faktor yang menpengaruhi emosi remaja
  4. Upaya menumbuh kembangkan emosi remaja
  5. Permasalahan remaja terkait emosi
  6. Upaya guru mengatasi masalah emosi remaja

 

BAB III

PENUTUP

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 
 BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang

 

Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan emosi ini erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja. Stres emosional yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.

Salah satu ciri-ciri remaja menurut Allport (1961) adalah berkurangnya egoisme, sebaliknya tumbuh perasaan saling memiliki. Salah atu tanda yang khas adalah tumbuh kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk menenggang rasa dengan orang yang dicintainya, untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya. Ciri lainnya adalah berkembangnya “ego ideal” berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang menggambarkan bagaimana wujud ego (diri sendiri) di masa depan.

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian emosi

Pengertian emosi menurut  Crow & Crow (Dalam Sunarto.2002:149) adalah “An emotion is on affective experience that accompanies generalized inner adjusment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his evert behavior”.

Emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus,yang dapat terjadi baik terhadap perangsang–perangsang eksternal maupun internal(Soegarda Poerbakawatja, 1982).

B.Ciri-ciri emosional remaja .

Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun adalah sebagai berikut:

1)    Pada usia ini seorang siswa/anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka. Sebagian kemurungan sebagai akibat dari perubahan-perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagian karena kebingungannya dalam menghadapi apakah ia masih sebagai anak-anak atau sebagai seorang dewasa.

2)    Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.

3)    Ledakan-ledakan kemarahan bisa terjadi akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis, dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat atau tidur yang tidak cukup.

4)    Remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri.

5)    Remaja mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih objektif dan mungkin menjadi marah apabila mereka ditipu degan gaya guru yang bersikap serba tahu.

 

Sedangkan ciri emosional remaja usia 15 – 18 tahu adalah:

1)     “Pemberontakan” remaja merupakan pernyataan-pernyataan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke dewasa.

2)     Banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tuanya. Mereka mengharapkan simpati dan nasihat orang tua atau guru.

3)     Remaja usia ini sering melamun, memikirkan masa depan mereka. Banyak di antara mereka terlalu tinggi menafsir kemampuan mereka sendiri dan merasa berpeluang besar untuk memasuki pekerjaan atau jabatan tertentu.

C.Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.

Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan emosi tegantung pada faktor kematangan dan faktor belajar (Dalam Sunarto.2002:156). Reaksi emosional yangtidak muncul pada awal kehidupan tidak berarti tidak ada, reaksi tersebut mungkin akan muncul di kemudian hari, dengan berfungsinya sistem endoktrin. Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi.

Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti, memperhatikan satu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih lama dan menimbulkan emosi terarah pada suatu objek. Demikian pula kemampuan mengingat mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian, anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.

Metode belajar sangat menunjang perkembangan emosi remaja. Metode belajar tersebut antara lain:

1)    Belajar dengan coba-coba

Individu belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya, dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan kepuasan. Cara belajar ini lebih umum digunakan pada masa kanak-kanak awal dibandingkan dengan sesudahnya, tetapi sepanjang perkembangannya tidak pernah ditinggalkan sama sekali.

2)    Belajar dengan cara meniru.

Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, individu bereaksi dengan emosi danmetode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati. Contoh, anak yang peribut mungkin menjadi marah terhadap teguran orang lain. Jika ia seorang yang populer di kalangan teman sebayanya maka mereka juga akan ikut marah kepada guru tersebut.

3)    Belajar dengan cara mempersamakan diri (learning by identification).

Anak menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama dengan rangsangan yangtelah membangkitkan emosi yang ditiru. Di sini anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.

4)    Belajar melalui pengkondisian

Dengan metode ini objek situasi yang pada mulanya gagal memancing reaksi emosional, kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi. Pengkondisian terjadi dengan mudah dan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan. Pada masa remaja metode pengkondisian semakin terbatas pada perkembangan rasa suka dan tidak suka.

5)    Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada reaksi.

Kepada remaja diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi terangsang. Dengan pelatihan, mereka dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasanya membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional terhadap rangsangan yan membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan.

 

 

D.Upaya Menumbuh Kembangkan Emosi Remaja

 

Rasa marah, kesal, sedih atau gembira adalah hal yang wajar yang tentunya sering dialami remaja meskipun tidak setiap saat. Pengungkapan emosi itu ada juga aturannya. Supaya bisa mengekspresikan emosi secara tepat, remaja perlu pengendalian emosi. Akan tetapi, pengendalian emosi ini bukan merupakan upaya untuk menekan atau menghilangkan emosi melainkan:

a.    Belajar menghadapi situasi dengan sikap rasional

b.    Belajar mengenali emosi dan menghindari dari penafsiran yang berlebihan terhadap situasi yang dapat menimbulkan respon emosional. Untuk dapat menanfsirkan yang obyektif, coba tanya pendapat beberapa orang tentang situasi tersebut.

c.    Bagaimana memberikan respon terhadap situasi tersebut dengan pikiran maupun emosi yang tidak berlebihan atau proporsional, sesuai dengan situasinya, serta dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan social.

d.    Belajar mengenal, menerima, dan mngekspresikan emosi positif (senang, sayang, atau bahagia dan negative (khawatir, sedih, atau marah).

Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak memnimbulkan efek negatif. Beberapa cara untuk meredam emosi adalah :

  1. Berfikir Positif
  2. Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain
  3. Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan oranglain
  4. Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya
  5. Bersabar dan menjadi pemaaf
  6. Alih perhatian, ayitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari objek yang pada mulanya memicu pemunculan emosi negatif

Mengendalikan emosi itu penting. Hal ni  didasarkan atas kenyataan bahwa emosi mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan diri pada orang lain

Beberapa cara untuk mengendalikan emosi menurut Mahmud, 1990 :

  1. Hadapilah emosi tersebut
  2. Jika mungkin, tafsirkan kembali situasinya. Artinya melihat situasi sulit yang dialami dari sudut pandang yang berbeda
  3. Kembangkan asa humor dan sikapa realistis
  4. Atasi secara lansung problem-problem yang menjadi sumber emosi

Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang, disikapi oleh orang tua maupun guru dengan cara :

  1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak  (significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak
  2. Adanya program latihan beremosi baik ssssssdisekolah maupun didalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak sejalan sebagaimana mestinya
  3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan  emosi negatif dan upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik

E.Permasalahan Remaja Terkait Dengan Emosi

 

Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan2 sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup. Perubahan2 ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern.Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat individu merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin raksasa daripada seorang makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu keyakinan akan identitas diri sebagai seorang pribadi. Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :

Ø  Kebutuhan akan figur teladan

Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal hanya kata2 indah.

Ø  Sikap apatis

Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.

Ø  Kecemasan dan kurangnya harga diri

Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).

Ø  Ketidakmampuan untuk terlibat

Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.

Ø  Perasaan tidak berdaya

Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.

Ø  Pemujaan akan pengalaman

Sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.

F.Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah Perkembangan Emosi

 

Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Guru dan keluarga dapat mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional seorang anak dengan memberikan beberapa cara yaitu:

a.    Mengenali emosi diri anak , mengenali perasaan anak sewaktu perasaan yang dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdassan emosional. kemampuan untuk memantau peraaan dari waktu kewaktu merupakan hal penting bagi pemahahaman anak.

b.    Mengelola emosi, menangani perasan anak agar dapat terungkap dengan tepat kemampuan untuk menghibur anak , melepasakan kecemasan kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat – akibat yang muncul karena kegagalan.

c.    Memotivasi anak, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam keterkaitan memberi perhatian dan kasih sayang untuk memotivasi anak dalam melakukan kreasi secara bebas.

d.    Memahami emosi anak.

e.    Membina hubungan dengan anak, Setelah kita melakukan identifikasi kemudian kita mampu mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional yaitu dengan memelihara hubungan.

f.     Berkomunikasi “dengan jiwa “, Tidak hanya menjadi pembicara terkadang kita harus memberikan waktu lawan bicara untuk berbicara juga dengan demikian posisikan diri kita menjadi pendengar dan penanya yang baik dengan hal ini kita diharapkan mampu membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan anak dengan reaksi atau penilaian.

Setelah mengetahui bagaimana tipe remaja dalam mengekspersikan dirinya, orang tua sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengenal lebih jauh dalam membimbing anaknya saat masa remaja, dengan cara berikut :

Ø  Kenali mereka lebih dekat yaitu informasi mengenai remaja dan perubahan2 yang terjadi di dalam dirinya.

Ø  Kenali perubahan fisik pada remaja dan dampaknya terhadap diri anak.

Ø  Kenali perubahan emosi remaja dan caranya mencari perhatian orang tua serta reaksi emosinya dalam menghadapi masalah.

Ø  Menciptakan hubungan komunikasi yang hangat, membentuk kebiasaan2 yang positif, memberlakukan aturan dalam keluarga, menyikapi “kesalahan” anak, “mengambil hati” anak dan “mencuri perhatian” anak.

Ø  Kenali perubahan lingkungan misalnya peran gender serta rasa keadilan antara pria dan wanita; teman dan permasalahannya; naksir, ditaksir dan pacaran.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

 

Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut, cemas, kecewa dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi sumber tingkah laku nakal. Oleh karena itu  hal-hal yang menyebabkan emosi remaja terganggu perlu dihindari. Cara yang sangat penting untuk menghindari gangguan emosi pada remaja yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis. Yaitu kebutuhan makan, pakaian dan bergerak, kebutuhan mendapatkan status, kebutuhan untuk diakrabi, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk mandiri dan kebutuhan memiliki filsafat hidup.

 

B.Saran

 

Usaha untuk mengembangkan emosi remaja, yaitu :

  1. Adanya model dari orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam melahirkan emosi-emosi negatif
  2. Adanya latihan beremosi secara terprogram di keluarga dan di sekolah
  3. Mempelajari secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan emosi negatif remaja muncul dan menghindari kondisi-kondisi itu
  4. Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadinya dengan mendorongnya membicarakan masalah pribadi itu kepada orang-orang yang dipercayainya.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sarwono, Sarlito Wirawan, 2000. Psikologi Remaja. Jakarta

Elida  Prayitno, Erlamsyah, 2002. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Jurusan Bimbingan dan Konseling. FIP. UNP

Sitti Hartinah. 2009. Pengembangan Peserta Didik. Tegal : Refika Aditama

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

psikologi sosial (kepemimpinan)

MAKALAH

Psikologi sosial

Tentang

Kepemimpinan

 

 

Disusun

Robi nofendra

 

Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

2012

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah di panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Allah, taufiq dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah psikologi social berjudul kepemimpinan Makalah ini merupakan bahan atau sumber bacaan bagi para mahasiswa yang kuliah dibidang keguruan karena mereka merupakan calon guru yang harus menjadi guru yang professional dan makalah ini disusun sesuai dengan literatur yang ada.

Proses pembuatan makalah ini tidaklah sangat singkat melainkan melalui beberapa tahap yang harus dilakukan. kami mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak tingkat yang telah membantu dan membimbing sehingga tugas ini bisa terselesaikan.

Kami  menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang relevan bagi penyempurnaan makalah ini sangat saya harapkan.Semoga makalah ini dapat memberi nilai tambah bagi para pembacanya.

Padang, nofember 2012

Penyusun

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian kepemimpinan.
  2. Jenis-jenis kepemimpinan.
  3. Fungsi kepemimpinan dalam kelompok.
  4. Teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.

BAB III

PENUTUP

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.    Latar Belakang

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Ciri-Ciri Seorang Pemimpin

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Kepemimpinan Yang Efektif

Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).

BAB 11

PEMBAHASAN

A.Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.

Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan diantaranya memiliki beberapa unsur yang sama.

Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.

Sedangkan menurut Anderson (1988), “leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain:

  • Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada pimpinan.
  • Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.

B.jenis-jenis kepemimpinan

1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis

Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik

Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,

5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri.

6. Tipe Kepemimpinan Populistis

Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

C.fungsi kepemimpinan dalam kelompok.

1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.
    Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kkegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan prosedur – prosedur yang diperlukan
Setiap rencana yang baik akan berisi :
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami
b. Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut

2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership, menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi menjalankan tugas
a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.
b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.

2. Fungsi pemeliharaan.
a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.

D.teori-teori kepemimpinan dalam kelompok

1) Teori dengan Pengaruh Kepemimpinan

French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lain, orang atau orang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu (1) kedudukan, (2) kepribadian, dan (3) politik.

1) Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke dalam beberapa jenis;

a) Kekuasaan Formal atau legal (French & Raven, 1959)
termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi.

b) Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French & raven, 1959)
Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat member ganjaran kepada bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini.

2) Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian

Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai berikut;

a) Persahabatan atau Kesetiaan (French & Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.

b) Karisma (House, 1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.

2) Teori Bakat

Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin lain.

Teori bakat menurut Conger dan Kanungo (1987) bahwa kepemimpinan karismatik terutama bersifat atributif, yaitu karena adanya ciri-ciri tertentu dari pemimpin yang dipersepsikan oleh para pengikut bersarkan pengamatan pengikut terhadap prilaku pemimpin.

3) Teori Perilaku

Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan jelas.

4) Teori Situasional

Teori situasional berintikan hubungan antara perilaku pemimpin dan situasi dilingkungan pemimpin itu.dalam hal ini ada dua macam hubungan, yaitu (1) perilaku pemimpin yang merupakan hasil atau akibat dari situasi dan (2) perilaku pemimpin merupakan penentu atau penyebab situasi. Dengan perkataan lain, pada hubungan pertama, pemimpin merupakan variabel ikutan (dependent variable), sedangkan yang kedua masuk dalam variabel bebas (independent variable).

E.Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku
Ada beberapa tipe kepemimpinan.
1. Tipe Otoriter
Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .
2. Tipe Demokratis
a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah .
b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok .
d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .
e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .
f. Mengutamakan kerjasama .
3. Tipe Semuanya
a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .
b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .
c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .
d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .
Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:
4. Tipe Militeristis
a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
d. Sukar menerima kritik .
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.

jenis-jenis kepemimpinan

1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

6. Tipe Kepemimpinan Populistis

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

8. Tipe Kepemimpinan Demokratis

B.Saran

Usaha untuk mengembangkan emosi remaja, yaitu :

  1. Adanya model yang tepat dan baik yang dijadikan panutan dalam menberikan kepemimpinan.
  2. Adanya latihan kepemimpinan secara baik
  3. Mempelajari secara mendalam bagaimana cara memimpim dan menjadi pemimpin yang baik dan berkarakter

 

Daftar pustaka

Nurkolis.2007.Manajeman Berbasis Sekolah: Teori Model dan Aplikasi Grasindo

John Adair.2003.Cara Menumbuhkan Pemimpin.surabaya: Gramedia Pustaka Utama,

Achmad.Ruky,2000 Sukses Sebagai pemimpin.surabaya.Gramedia Pustaka Utama.

http://www.anneahira.com/motivasi/kepemimpinan.htm

http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

Categories: Uncategorized | Leave a comment

ROBI NOFENDRA

perkenalkan nama saya robi nofendra

          tapi biasa nya teman-teman memanggil saya robi tapi kalau dilingkungan keluarga saya biasanya dipanggil BOJOK,S,panggilan yang agak aneh jika anda baru pertama kali mendengarnya.tapi kalau ditanya kepada saya kenapa saya dipanggil seperti itu jawabanya YA NGAAKK TAHUU..

tapi itu bukan lah hal yang perlu untuk dibahas,

            saya sekarang menempuh pendidikan di SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN atau yang lebih dikenalnya STKIP pgri,saya ngambil jurusan bimbingan dan konseling sekarang masih semester tiga lumayanlah kalaw di kampus udah banyak yang manggil aBG,,,(senior nie bro)

             di kampus saya angkatan 2011 ya masih tergolong baru juga dan masih dalam proses untuk menjadi mahasiswa yang sesungguh nya (MAHA SISWA YANG SABANA NYO BANTUK APO TU DA)

             kuliah adalah hal yang paling menyenagkan bagi saya dan menjadi seorang guru itu adalah cita-cita terbesar saya dari dahulu,kalau jaman-jaman SD(sekolah dasar) saya adalaha anak yang memiliki cita-cita yang paling sederhana,bukan berarti merendahkan profesi guru ni..maaf ya sebelum nya.tapi jika dibandingkan teman satu kelas yang cita-cita nya tinggi.

             menjadi seorang guru adalah cita-cita dari sejak duduk dibangku sekolah dasar dan sampai sekarang kalau ditanya cita-cita ya jadi guru,profesi guru adalah profesi yang menyenangkan karena sambil bekerja,bisa dapat uang,trus beribadah karena bikin anak orang pintar trus yang paling penting adalah ikut berpartisipasi mencerdaskan anak indonesia,bukan nya berlebihan ni kawan coba pikir kalau ngak ada guru siapa yang bakalan ngajarin kita kalau 2+3= 5 itu sih contoh sederhana.

            tapi perjuangan saya untuk menjadi seorang guru ngak semudah yang saya bayangkan,syarat pertama menjadi guru adalah menempuh pendidikan di perguruan tinggi alias kuliah bahaso kampong awak,.menempuh pendidikan di perguruan tinggi itu bagaikan makan permen nano-nano,karena ada pahit nya,manis nya,asam nya terus pedas stek..banyak teman-teman saya yang ngak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi dan mereka pun sering bertanya pada saya,,

buyung9:ba,a jok,s lai lamak kuliah.

robi:lumayanlah tapi lebih lamak nasi stek kawan.

buyung 9:ooo…ooo..ambik a ang disitu.

robi:ndak ado wak ma,ambik apo-apo do kawan..beko kalau wak maambik bereng urang samo awak.

buyung 9:nde ba,a anak kuliah ko,mksud nyo a jurusan BOJOK.,

ROBI:ooo…jurusan bk kwan

buyung 9: mantap tu,,,oh yo lh

             kalau ada teman-teman tanya tentang bagaimana kuliah saya hanya menceritakan bagian-bagian yang menyenagkan nya saja ya kesan nya biar kuliah tu sangat menyenagkan waupun dibalik nya ada beberapa hal yang kurang enek.tapi yang menbuat saya mareh(bhasa solok arti nya marah)yaitu cerita kakak sepupu yang mengatakan bahwa kuliah tu seperti ini

  1. menyenagkan
  2. kalau ngak buat tugas boleh
  3. boleh makan dalam ruangan
  4. masuk nya siang
  5. kalau udah siap ambil absen beleh pulang
  6. pakaian bebas
  7. ngak perlu mendengar dosen menerangkan

            itu adalah fersi dia dan ketika saya mulai masuk kuliah ternyata kata-katanya yang selama ini tidak sesuai ternyata kuliah tu ngak semudah yang dia ceritakan dan saya pun bertanya atau menbalikkan kata-kata nya terdahulu dan apa jawabannya ITU KAN UNTUK MEMOTIFASI MU DX, kalau bg ceritaka yang sebenarnya pasti kamu akan malas kuliah…

sebenarnya benar juga tapi jangan terlalu menipu lah,,ketika saya cerita sama teman-teman satu lokal ternyata merekan juga mendapat cerita yang sama ,,jadi inti nya cerita ini telah turun menurun,,,

……………………………….panek………………….

Categories: Uncategorized | Leave a comment

tujuan dilaksanakannya pelayanan bimbingan dan konseling

Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Tujuan Bimbingan dan KonselingTujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:

  • Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
  • Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
  • Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
  • Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
  • Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
  • Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
  • Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
  • Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
  • Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
  • Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :

  • Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
  • Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
  • Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
  • Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
  • Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
  • Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah

  • Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
  • Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
  • Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
  • Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
  • Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
  • Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
  • Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
  • Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
  • Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
Categories: Uncategorized | Leave a comment

Blog at WordPress.com.